Search

Home / Aktual / Politik

Tamba-Ipat Akan Sulap “Gate” Pelabuhan Gilimanuk

   |    13 April 2021    |   20:37:14 WITA

Tamba-Ipat Akan Sulap “Gate” Pelabuhan Gilimanuk
Pelantikan Bupati Jembrana I Nengah Tamba, dan wakil Bupati I Gede Ngurah (IGN) Patriana Krisna oleh Gubernur Bali Wayan Koster. (Foto: Istimewa)

JEMBRANA, PODIUMNEWS.com – APA yang bisa diperbuat oleh seorang bupati dan wakil bupati hanya dalam kurun waktu satu setengah bulan setelah  dilantik?

Secara jujur Bupati Jembrana I Nengah Tamba,S.H., dan wakilnya I Gede Ngurah (IGN) Patriana Krisna,ST., MT., yang baru dilantik 26 Februari 2021 lalu belum banyak yang bisa dikerjakan terkait visinya.

Apalagi anggaran pembangunan yang dirancang dalam APBD 2021 merupakan rancangan pemerintah sebelumnya, sehingga diperlukan inovasi untuk bisa menjalankan programnya di tahun 2021 ini.

Di hadapan para wartawan, Senin (12/4), Tamba dan Ipat menegaskan, sekalipun anggaran belum terpasang dalam APBD, pihaknya tidak mau stagnan apalagi terhenti untuk melakukan perubahan. Karena masyarakat akan terus menuntut dan bertanya, terkait program perubahan yang telah digaungkan saat kampanye dulu.

“Kami bersama wabup harus melalukan trobosan mengatasi stuasi masa transisi ini, perubahan  ke arah yang lebih baik harus bisa diwujudkan segera,” kata Tamba didampingi Wabup Patriana Keisna dan Pejabat Sekda Nengah Ledang dan Kabag Humas, Cipta Wahyudi.

Dalam kurun waktu 1,5 bulan ini, beberapa langkah taktis dan strategis yang telah diambil adalah dengan membuka kembali akses yang pernah dibangun saat menjadi anggota DPRD Bali di komisi III dengan orang orang pusat di antaranya dengn Ketua MPR- RI Bambang Soesatyo dan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.

Sepertinya gayung bersambut, para pejabat pusat itu merespons positif input yang disampaikan bupati dan wakil sehingga dilakukanlah pertemuan dan diskusi lanjutan di kementerian terkait di Jakarta.

Bahkan tanggal 9 April lalu, sejumlah Dirjen juga sudah melakukan peninjauan langsung ke lapangan untuk melihat secara riil persoalan yang sudah dipaparkan bupati di Jakarta beberapa waktu lalu.

“Dalam minggu ini harus sudah ada satu MoU yang rampung, sehingga kita kebut dan lembur  walau hari raya,” tegas Tamba.

Beberapa persoalan yang telah disampikan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Kemaritiman dan Ketua MPR-RI di anataranya masalah abrasi di Gilimanuk dan Pebuahan, penataan pintu masuk (gate) di Pelabuhaj Gilimanuk, rencana pembangunan sirkuit mekepung terintegrasi dengan industri perikanan di Pengambengan dan pengolahan kakau (coklat).

Untuk abrasi di Gilimanuk menurut Tamba sudah ada kejelasan, akan digelontor dana Rp 40 milyar dan kegiatan proyek sudah bisa dilakukan tahun ini.

Cuma kata bupati asal desa Manistutu ini, pihaknya berharap dana yang Rp 40 milyar itu bisa dibagi dua yaitu 50% untuk penanganan abrasi di Gilimanuk dan 50% lagi untuk kegiatan di Pebuhan sambil menunggu di acc nya dana yang di Pebuahan.

Terkait rencana penataan gate Pelabuhan Gilimanuk, Tamba mengaku saat ini sudah tahap pembahasan dan pembuatan grand design.

Dalam grand design, nantinya penumpang yang baru turun dari kapal langsung akan menuju ruangan vip terminal pelabuhan yang ber-ac seperti yang ada di bandara. Di gate terminal para penumpang tidak lagi diperiksa Satpol PP, tapi dilayani oleh para pramuwisata yang berpenampilan menarik.” Design ini kami rancang selain untuk memberikan kenyamanan para pemakai jasa penyeberangan yang akan ke Bali, juga untuk meningkatkan retribusi,” jelas Tamba.

Terkait sirkuit terintegrasi di Pengambengan,  menurut Tamba, pihaknya punya rencana menjadikan Pengambengan sebagai objek wisata terpadu. Selama ini Pengambengan dikenal sebagai satu satunya sentra pelabuhan perikanan, pasca ditutupnya Kedonganan di Jimbaran. Pengambengan merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Bali, namun gaungnya tidak terdengar. Pemkab Jembrana akan fokus

melakukan pengembangan objek wisata terpadu, dengan membangun sirkuit mekepung, arena lomba layang-layang dan lokasi ivent tahunan petik laut bagi para nelayan. “ Di Pengambengan masih ada lahan cukup luas untuk membangun sirkuit,” katanya.

Lomba mekepung yang akan dilakukan di sirkuit Pengambengan khusus untuk konsumsi wisatawan, sehingga pelaksanaannya tidak konvensional seperti sekarang. Kusirnya harus sopan dan rapi dengan memakai pakaian  adat madia dan tidak boleh

menggunakan  alat pemukul kerbau dari kayu dan paku, sehingg bisa melukai kerbau. Kusir hanya boleh menggunakan pecut saja, karena wisatawan pencinta binatang. “ Ivent

mekepung ini bisa dikolaborasi dengan lomba layang-layang dan petik laut sehingga akan terjadi keramaian,” harap bupati. (EDY/RIS/PDN)


Baca juga: Bambang Soesatyo: Puluhan Juta Data WNI Disimpan Asing