Search

Home / Aktual / News

Presiden Telah Kucurkan Dana Rp5,1 Triliun untuk Pemulihan Gempa Lombok

   |    22 Maret 2019    |   15:31:10 WITA

Presiden Telah Kucurkan Dana Rp5,1 Triliun untuk Pemulihan Gempa Lombok
Presiden Jokowi saat bertatap muka dengan penerima Bantuan Dana Stimulan Rumah Rusak Berat, Sedang, dan Ringan Di Gedung Hakka, Lombok Barat, NTB, Jumat (22/3).

LOMBOK BARAT, PODIUMNEWS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kepada masyarakat Lombok agar semua optimis bahwa persoalan ini bisa diselesaikan dan diatasi secara bersama-sama.

“Tadi saya sudah mendapatkan laporan dari Pak Kepala BNPB, ada kurang lebih 4 ribu lagi tambahan. Sekali lagi, di Lombok ini memang rawan gempa. Jadi yang dulunya rusak ringan karena gempa berikutnya menjadi rusak berat, jadi tercatatnya nanti rusak berat,” ujar Presiden saat bertatap muka dengan penerima Bantuan Dana Stimulan Rumah Rusak Berat, Sedang, dan Ringan di Gedung Hakka, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (22/3).

Saat berdialog dengan Lalu Mandraguna, warga Pengempel Indah, Lombok Barat, NTB, Presiden mengungkapkan bahwa saat ini rumah yang dibangun sebanyak 216.000, untuk itu perlu kesabaran dari masyarakat.

“Tapi uangnya sebetulnya sudah masuk sebelum Desember ini, sudah Rp3,5 triliun, tapi karena prosedurnya ruwet jadi tidak sampai segera ke masyarakat. Kemarin sudah ditambah lagi Rp1,6 triliun, berarti sudah terkumpul di NTB Rp5,1 triliun. Rp5,1 triliun sudah di sini, bukan di Jakarta. Sudah di sini tapi memang harus lewat prosedur-prosedur tadi,” ujar Presiden.

Lalu bercerita kepada Presiden bahwa rumahnya mulai peletakan batu pertama 3 Oktober, selesainya awal Desember karena harus melewati tahap-tahap pencairan. Sedangkan warga yang lain, Aziz bercerita bahwa rumahnya termasuk kategori rusak ringan, dan saat ini masih dalam proses pendataan, belum dibangun.

Dalam kesempatan diskusi tersebut, Presiden mengungkapkan bahwa dirinya telah mendapatkan laporan dari Kepala BNPB bahwa saat ini ada tambahan tersebut masih diproses karena masih ada yang baru lagi.

“Supaya Bapak/Ibu semuanya tahu mengenai ini, kita ini juga bukan menyelesaikan di sini saja, ada di Lombok, ada di Palu, Donggala, yang terakhir ada di Banten dan Lampung. Supaya Bapak/Ibu juga tahu bahwa kita menyelesaikan di beberapa tempat yang jumlahnya juga hampir mirip-mirip,” tambah Presiden ke-7 Republik Indonesia.

Lebih lanjut, Presiden juga menyampaikan telah menerima masukan baik di provinsi, maupun di kabupaten, untuk memperbaiki prosedur-prosedur yang menyebabkan berjalannya kurang cepat.

“Ini saya lihat prosedur sekarang sudah cepat, hanya ada masalah yang kedua tadi saya disampaikan oleh Pak Gubernur dan Bupati, materialnya di lapangan ini juga kurang, semen dan baja ringan suplainya masih kurang. Sehingga tadi saya juga sudah telepon menteri, pemilik BUMN kita, untuk segera mengirimkan semen-semen ke Lombok secepat-cepatnya,” tuturnya.

Kepala Negara juga mengaku bahwa dirinya sering turun ke lapangan karena betul-betul ingin melihat masalah dan segera menyelesaikan.

“Tapi yang paling penting sudah sampai di NTB, tadi saya pastikan, Rp5,1 triliun sudah sampai di sini. Yang paling penting itu. Artinya tinggal prosedur di sini yang dipercepat sehingga bisa sampai kepada Bapak/Ibu sekalian,” tambahnya.

Meski tidak berada di Lombok, Presiden menyampaikan agar jangan merasa ditinggalkan karena akan tetap diselesaikan persoalan yang ada.

“Saya tetap akan ke sini menyelesaikan persoalan ini.  Saya kan juga harus ke Palu, saya juga cek ke Donggala, saya cek ke Banten, saya juga cek ke Lampung,” ujar Presiden.

Untuk pengecekan, Presiden menyampaikan akan memastikan bahwa mungkin dua atau tiga bulan lagi akan ke Lombok, apa yang menjadi masalah dan apa yang harus diselesaikan.

“Dua tiga bulan lagi saya ke sini insyaallah. Jangan ragu bahwa kita ingin menyelesaikan ini, karena kadang-kadang masih ada yang tercecer belum terdaftar ya itu harus diselesaikan,” ujarnya.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana dalam agenda kali ini Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BNPB Doni Monardo, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah. (COK/PDN)


Baca juga: Mabuk Jamur Berujung Maut