Search

Home / Aktual / Hukum

BNN RI Tegas Tolak Legalisasi Ganja

   |    19 Juni 2022    |   18:21:00 WITA

BNN RI Tegas Tolak Legalisasi Ganja
Komjen Golose saat membuka turnamen Smash On Drug International Championsip serangkaina Hari Anti Narkotika International (HANI) di Auditorium Widya Sabha Universitas Udayana, Jimbaran, Badung pada Minggu (19/6). (Foto: Ricky)

BADUNG, PODIUMNEWS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen (Pol) Petrus Reinhard Golose menolak tegas legalisasi ganja di Indonesia. Kendati sejumlah negara telah resmi melegalkan ganja.

Komjen Golose menegaskan bahwa saat ini Indonesia berada dalam kondisi darurat narkoba dan harus ditangani secara intensif dan serius. 

"Kita nyatakan bersama dari Bali bahwa kita tidak ada toleransi dengan narkotika," ucap Komjen Golose saat membuka turnamen Smash On Drug International Championsip serangkaina Hari Anti Narkotika International (HANI) di Auditorium Widya Sabha Universitas Udayana, Jimbaran, Badung pada Minggu (19/6). 

Ia menyebutkan, masih banyak negara lain yang tidak melegalkan ganja. Sebab, di dalam ganja tersebut terkandung THC (Tetrahydrocannabinol) dan Cannabidiol (CBD). Diketahui, dua kandungan ini sangat berbahaya bagi tubuh manusia bila dikonsumsi. 

"Jadi saya tegaskan sekali lagi, saya tetap konsisten untuk tidak melegalisasi ganja," ungkapnya. 

Mantan Kapolda Bali ini mengatakan dalam menyambut peringatan HANI, pihaknya bersama-sama menunjukkan keprihatinan terhadap penyalahgunaan narkotika di dunia khususnya di Indonesia. Terlebih terjadi peningkatan angka prevalensi drugs abuser saat pandemi Covid-19, yakni dari 1.8 persen menjadi 1.95 persen.

"Prevalensi naik menjadi 0,15 persen saat pandemi," ujarnya. 

Dalam penanggulangan narkotika, ungkap Komjen Golose, BNN RI sudah menggunakan langkah-langkah seperti soft power dalam hal pemberantasan, pencegahan, pemberdayaan masyarakat, hingga program rehabilitasi terhadap penyalahgunaan narkotika. 

Namun satu sisi, tingkat hunian di lembaga pemasyarakatan (LP) Indonesia khususnya di Bali sudah mencapai 70 persen, didominasi narapidana kasus narkotika.

Bahkan kejahatan narkotika ini cenderung berkaitan dengan transnasional crime dan organize crime. Namun Indonesia bukan tempat produksi narkotika, kecuali ganja yang memang tumbuh di wilayah Indonesia. 

"Barang narkotika yang masuk ke Indonesia selama ini berasal dari Golden Crescent, dan Golden Triangle," ungkap jenderal bintang tiga di pundak ini. 

Sehingga, kata Komjen Golose, dengan adanya peningkatan prevalensi dan tingkat hunian Lapas tersebut menjadi skala prioritas bagi BNN RI untuk mengedepankan soft power dalam menangani kasus narkotika. 

Bali sendiri kata Komjen Golose, saat ini bukan hanya sebagai The Island of God tapi juga The Island of Tolerance. "Tapi Bali juga kami nyatakan sebagai The Island of Zero Tolerance of Drugs Abusing atau Drugs Abuser," tegasnya. 

Komjen Golose kembali mengatakan bahwa paska pandemi, pariwisata Bali sudah mengeliat dengan kedatangan para turis asing. Sejalan dengan itu, BNN RI tidak akan berhenti menggaungkan pariwisata Bali yang bebas narkoba. 

"Jadi saya katakan lagi bahwa Bali tidak boleh jadi destinasi wisata bagi turis untuk menggunakan narkotika. Apalagi sekarang kita dalam proses menerima turis Bali," ujarnya. 

Dengan peringatan HANI tahun ini, ujar Komjen Golose, pihaknya menggelar turnamen tenis meja international championship untuk meningkatkan spirit bagi masyarakat Bali dan Indonesia. Menurutnya tenis meja adalah olahraga rakyat. Apalagi di Bali hampir setiap banjar ada table tenis. 

"Kita punya program yang namanya Desa Bersinar (Bersih Narkotika). Mereka mulai ada kesibukan di banjar-banjar dan di desa. Kita mempromosikan olahraga yang amat sangat merakyat ini. Sehingga kita harapkan dari segi soft power bisa mewujudkan Desa Bersinar untuk mewujudkan cita-cita dari Indonesia," tandas jenderal asal Manado Sulawesi Utara ini. (Ricky) 

 


Baca juga: Pertanda dari Gunung, Lahirnya Sosok Pemimpin