Search

Home / Aktual / Ekonomi

Pemulihan Pariwisata Bali Butuh “Obat” yang Tepat

   |    23 Juni 2022    |   18:29:00 WITA

Pemulihan Pariwisata Bali Butuh “Obat” yang Tepat
Ketua BPPD Bali Cok Ace saat rapat kerja (Raker) dengan Menparekraf Sandiaga Uno di Denpasar, Senin (20/6). (Foto: Ady)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Pariwisata Bali yang terpuruk akibat terdampak pandemi Covid-19, sangat membutuhkan pemulihan dengan formulasi “obat” yang tepat.

Demikian disampaikan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat rapat kerja (Raker) dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno di Denpasar, Senin (20/6).

Dalam raker membahas sinkronisasi program promosi guna mempercepat pemulihan pariwisata Bali yang terpuruk akibat pandemi Covid-19 itu, Cok Ace berharap pemerintah menyusun kebijakan yang tepat untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata.

Ia pun kemudian menyinggung persoalan belum tersinkronisasinya antara daya dukung jumlah penerbangan dengan animo wisatawan, sehingga membuat tingkat jumlah kunjungan tidak maksimal.

“Perlu adanya ‘obat’ yang cocok berupa perubahan kebijakan. Jangan sampai kita habis-habisan promosi tapi jumlah kunjungan tak banyak meningkat karena tak didukung jumlah penerbangan,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Menparekraf Sandiaga Uno menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen menjaga momentum pemulihan sektor pariwisata Bali, meski saat ini dunia tengah menghadapi situasi ketidakpastian.

Menurutnya, terdapat dua hal yang mesti menjadi perhatian dalam upaya pemulihan sektor pariwisata, yakni soal management supply dan demand. Dari segi demand, Bali masih menjadi destinasi wisata favorit bagi wisatawan mancanegara (Wisman).

“Dari hasil road show saya, sejauh ini Bali masih menjadi top off mind di sejumlah negara,” ungkapnya.  

Dengan demikian, ia menyimpulkan dari segi demand sebenarnya masih ada, namun supply terkendala masih terbatasnya jumlah penerbangan ke Pulau Dewata.

“Jadi, tugas krusial kita saat ini adalah mengecek supply and demand management. Solusinya adalah kita bersama-sama berusaha mendorong penambahan jumlah penerbangan ke Bali, termasuk seat capacity,” terangnya.

Terkait kendala ini, ia telah berbicara dengan Menteri Perhubungan mengenai kemungkinan modifikasi kesepakatan dengan sejumlah airlines atau perusahaan penerbangan. Sehingga bisa menambah jumlah penerbangan ke Bali.

Melalui upaya ini, ia berharap target kunjungan Wisman sebanyak 1,5 juta pada tahun 2022 ini dapat terlampaui. Menurutnya, pemerintah berkepentingan dengan percepatan pemulihan sektor pariwisata sebagai bagian penting dalam penggerak roda perekonomian.

Ia menargetkan, kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bagi devisa negara mencapai 20 persen. Dengan demikian, sektor ini akan diperhitungkan karena menjadi mesin pendorong yang kuat bagi kebangkitan perekonomian dan membuka peluang kerja.

Pada bagian lain, Sandiaga Uno juga menyinggung terobosan pemulihan sektor pariwisata selain yang selama ini telah dilaksanakan, seperti kebijakan bebas karantina dan pemberian Visa on Arrival (VoA) bagi Wisman yang datang dari  sejumlah negara.

Terobosan lain yang menurutnya bisa menjadi alternatif adalah konsep silver economy dalam dunia kepariwisataan. Program ini diarahkan untuk menggarap potensi Wisman berusia di atas 60 tahun yang mengontrol kue ekonomi hingga US$ 1 trilyun.

Mereka ini, lanjut Sandiaga Uno, butuh tempat yang nyaman untuk bekerja saat meninggalkan negaranya di musim dingin, kurang lebih selama tiga bulan. 

“Bali bisa menjadi tempat yang nyaman bagi kelompok silver economy untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Selain itu, ada juga kelompok lain yang bisa digarap adalah digital nomad,” imbuhnya sembari meyakinkan kalau Bali memiliki potensi yang besar untuk menggarap dua potensi wisatawan ini.

Pada bagian lain, Sandiaga Uno menyampaikan bahwa Indonesia mendapat apresiasi dari dunia internasional atas upaya pemulihan sektor pariwisata yang dilaksanakan secara bertahap dan mulai membuahkan hasil siginifikan.

Periode Januari hingga April 2022, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia total mencapai 313.800 orang. Sementara jumlah kunjungan Wisman ke Bali per tanggal 22 Mei 2022 mencapai 173.666 orang.

Melalui berbagai terobosan yang terus dilakukan, ia berharap kunjungan Wisman ke Indonesia terus meningkat. Pihaknya menargetkan kunjungan Wisman ke Indonesia pada tahun 2023 menyentuh angka 3,5 hingga 7,4 juta dari 15 pasar utama.

Khusus terkait dengan promosi, Menparekraf menyampaikan bahwa konsep digital menjadi pilihan yang lebih efektif untuk dilakukan saat ini.

Menambahkan penjelasan Sandiaga Uno, Sekretaris  Kemenparekraf/Baparekraf sekaligus Plt Deputi Bidang Pemasaran Ni Wayan Giri Adnyani menginformasikan bahwa anggaran promosi di Kemanparekraf turun 30 persen dari tahun lalu.

“Jika dibandingkan dengan sebelum pandemi, anggarannya berkurang 80 persen,” ungkapnya.

Menyikapi hal ini, ia menyarankan penguatan kerjasama promosi secara terpadu dengan menyasar pasar-pasar potensial. Ia lantas menyontohkan pola yang ditempuh Singapura, negara ini hanya fokus menggarap negara-negara berpengaruh, seperti Amerika. Sebab jika negara yang berpengaruh ini telah tertarik, maka yang lain akan mengikuti. (Ady)

 


Baca juga: Pandemi Momen Introspeksi Menata Pariwisata Bali