Search

Home / Aktual / News

Riwayat Dibalik Nama Stasiun Balapan Solo

   |    16 Juli 2022    |   19:34:00 WITA

Riwayat Dibalik Nama Stasiun Balapan Solo
Stasiun Solo Balapan (Dok KAI)

SEBAGIAN awam pasti sudah tidak asing mendengar nama Stasiun Solo Balapan. Iya benar, melalui lagu campursari ngetop yang diciptakan maestro tembang Jawa Almarhum Didi Kempot yang berjudul Stasiun Balapan.

Tak salah lagi, Stasiun Solo Balapan menjadi dikenal masyarakat luas ke seluruh negeri berkat lagu yang dinyanyikan mendiang The Godfather of Broken Heart itu.

Tapi tahukah Anda sejarah dan alasan mengapa stasiun ini dinamakan Stasiun Solo Balapan?

Stasiun Solo Balapan merupakan Stasiun utama di Kota Solo, Jawa Tengah, dan juga menjadi stasiun legendaris kedua setelah Stasiun Samarang yang kini sudah digantikan oleh Stasiun Semarang Tawang.

Stasiun yang berdiri tahun 1873 ini dibangun oleh kolonial dan menjadi stasiun tertua di Solo. Stasiun Balapan berlokasi di Jalan Wolter Monginsidi Nomor 112, Kestalan, Banjarsari. Stasiun Solo Balapan juga menjadi bagian sejarah kereta api di Indonesia.

Pada masa itu, Solo sedang digalakkan menjadi pola perkotaan. Keinginan tersebut lahir dari pemerintah Kolonial Belanda. Dengan perubahan pola ini, akhirnya dibangunlah sarana dan prasarana umum yang salah satunya adalah pembangunan sarana transportasi kereta api.

Pemerintah Kolonial Belanda sudah menggagas jalur rel kereta api dari Semarang (sebagai Ibu Kota Provinsi) menuju Solo. Dengan alasan itulah, yang melatarbelakangi Solo harus punya stasiun kereta api.

Berdasarkan beberapa informasi, lahan yang sekarang digunakan menjadi Stasiun Solo Balapan, dahulunya merupakan Alun-Alun Utara milik Keraton Mangkunegaran.

Di dalam alun-alun terdapat pacuan kuda balapan, di bawah kekuasaan Mangkunegara IV. Pada masa itu pula, lokasi lapangan pacuan kuda balapan dianggap paling pas untuk menjadi sebuah stasiun. Karena jalur rel bisa langsung mengarah ke Semarang.

Akhirnya, pacuan kuda itu diubah menjadi sebuah stasiun, dan nama balapan tetap dipertahankan.

Sebagai stasiun terbesar di Kota Solo, fasilitas yang disediakan stasiun ini sangat menunjang bagi penumpang yang akan berangkat dan tiba di stasiun ini. Ditambah lagi fasilitas untuk beribadah, yaitu masjid yang mampu menampung sekitar 600 jemaah.

Eksistensi Stasiun Solo Balapan juga masih sangat terlihat hingga saat ini. Dari beberapa stasiun yang ada di Kota Solo, masyarakat masih menjadikan Stasiun Solo Balapan sebagai pusat pemberangkatan dan kedatangan.(dev/sut)

 


Baca juga: Bupati Tabanan Cek Suasana Ruang Kerja Pegawai