Search

Home / Aktual / Ekonomi

TPID Badung Gelar High Level Meeting, Bahas Pengendalian Inflasi Jelang Idul Fitri, Galungan dan Kuningan

   |    10 Mei 2019    |   07:49:22 WITA

TPID Badung Gelar High Level Meeting, Bahas Pengendalian Inflasi Jelang Idul Fitri, Galungan dan Kuningan
Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, memimpin rapat bersama TPID Kabupaten Badung sekaligus mengevaluasi kegiatan pengendalian inflasi di Kabupaten Badung, Rabu (8/5) di Puspem Badung.

MANGUPURA, PODIUMNEWS.com - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung menggelar rapat high level meeting membahas sekaligus mengevaluasi kegiatan pengendalian inflasi di Kabupaten Badung. Rapat ini juga untuk mengantisipasi lonjakan harga pada bulan puasa, menjelang hari Idul Fitri, Saraswati, Pagerwesi, Galungan dan Kuningan.

Rapat TPID dipimpin langsung Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, dan dipandu Kabag Ekonomi Sa Badung, AA Sagung Rosyawati, bertempat di ruang Nayaka Gosana III, Puspem Badung, Rabu (8/5). Suiasa mengatakan, rapat TPID ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun, guna melakukan upaya-upaya pengendalian dan menekan inflasi di daerah Badung.

Menurutnya ada tiga hal besar yang berdampak pada inflasi daerah yaitu pertama mengenai ketersedian dan dasar produksi. Kedua terkait dari ketersediaan produksi dan ketiga pengendalian harga. "Dalam penanganan inflasi ini penting juga diperhatikan kesesuaian antara kebijakan strategis dalam TPID denganfaktor penyebab inflasi tersebut," ungkapnya.

Setelah mendengarkan laporan dari tim, Suiasa mengharapkan untuk produksi kebutuhan pokok yang belum dapat dipenuhi baik dari perikanan maupun dari pertanian agar ke depan semaksimal mungkin terus dilakukan upaya peningkatan produksinya, khususnya produksi cabe di Badung sehingga dapat menekan harga dan pemberdayaan bagi petani.

Selain itu, perlu juga membuat konten TPID di Kominfo guna menyampaikan informasi perkembangan persediaan dan harga untuk diplublish kepada masyarakat. "Ini sebagai sosialisasi kondisi kebutuhan pokok dan juga harganya kepada masyarakat," tambah Suiasa. Kepala BPS Badung, Ni Putu Minarni, menjelaskan perkembangan indeks konsumen/inflasi per April 2019.

Disampaikan bahwa inflasi secara nasional per April sebesar 0,44 persen, inflasi tahun kalender 0,80 persen dan inflasi year to year (yoy) 2,83 persen. Sementara potensi inflasi di Bali khususnya Denpasar dan Singaraja masih di bawah nasional. Ada tujuh kelompok penyebab inflasi di antaranya  bahan makanan; makanan jadi, minumam, rokok, tembakau.

Kemudian perumahan, listrik, gas, bahan bakar; sandang; kesehatan; pendidikan, rekreasi, olahraga; transportasi komunikasi dan jasa keuangan. Dinas Pertanian dan Pangan menyebutkan perkiraan produksi pangan seperti beras, cabe rawit, cabe besar dan bawang merah di tahun ini masih dapat memenuhi kebutuhan pasar, meskipun cabe masih kekurangan.

Karenaitu, sebagian didatangkan dari daerah lain. Mengenai ketersediaan daging baik daging sapi, babi, ayam dan telur di Badung juga sudah cukup dan aman. Kebutuhan telur ayam sudah ada tambahan pasokan dari dua kelompok di Getasan dan Petang yang produksinya terus meningkat. Untuk produksi ikan, data dari Dinas Perikanan, masih belum dapat memenuhi kebutuhan ikan.

Karena itu, didatangkan dari Jawa Timur dan beberapa daerah di Bali. Dari Bulog Sempidi menyampaikan ketersediaan stok beras hingga 7 Mei 2019 mencapai 1.509.981 kg, jumlah ini masih aman untuk enam bulan kedepan. Mengenai harga kebutuhan pokok di pasaran, Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan menyebutkan harga sembako per 30 April-7 Mei relatif harganya tetap.

Ada pula yang harganya naik dan menurun, namun tidak begitu melonjak.  Untuk kestabilan harga akan dilakukan operasi pasar sebanyak tiga kali, pada 10 Mei operasi pasar di Desa Taman, Abiansemal, 24 Mei di Dalung, Kuta Utara dan 27 Mei di Kelurahan Benoa, Kuta Selatan. Polresta Denpasar dan Polres Badung siap mengamankan dan menindak tegas pelaku penimbunan barang. (HER/PDN)


Baca juga: Tembus Pasar Eropa, Beras Organik Banyuwangi Diminati Amerika dan China