Search

Home / Khas /

Desa Adat Kwanji Gelar Karya Pitra Dan Manusa Yadnya

   |    26 September 2019    |   09:30:02 WITA

Desa Adat Kwanji Gelar Karya Pitra Dan Manusa Yadnya
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta bersama Wabup I Ketut Suiasa menghadiri Karya Pitra dan Manusa Yadnya di Wantilan Pura Dalem Desa Adat Kwanji, Rabu (25/9). (Foto: Istimewa)

BADUNG, PODIUMNEWS.com – Krama Desa Adat Kwanji, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, menggelar Karya Pitra dan Manusa Yadnya. Rangkaian karya ini dihadiri oleh Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta bersama Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa bertempat di Wantilan Pura Dalem Desa Adat Kwanji, Rabu (25/9).

Turut hadir mendampingi Bupati dalam kesempatan tersebut Anggota DPRD Badung I Wayan Regep, Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan dan Kabag Umum I Nyoman Suardana yang juga sebagai tokoh dan warga setempat, Kabag Humas Setda Badung I Made Suardita, Camat Mengwi I Gusti Ngurah Gede Jaya Saputra, Lurah Sempidi I.G.A.K. Oka Dewi Pertiwi, Bendesa Adat se-Kecamatan Mengwi (Mangu Kerta Mandala), Kasi Tradisi Kebudayaan Kab. Badung IB. Munika serta tokoh masyarakat setempat.

Dalam kesempatan ini Bupati Giri Prasta bersama Wabup. Suiasa menyerahkan secara simbolis Bantuan Pemerintah Kabupaten Badung untuk karya Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya Desa Adat Kwanji Rp. 1 Miliar.

Bupati Giri Prasta dalam simakramanya menyampaikan apresiasi atas semangat dan gotong royong krama Desa Adat Kwanji dalam melaksanakan upacara Pitra dan Manusa Yadnya secara bersama. Dikatakan pihaknya selaku Pemerintah Kabupaten Badung akan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat seperti memfasilitasi upacara pitra dan manusa yadnya di Desa Adat Kwanji ini.

"Semoga upacara Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya ini berjalan lancar sida-sidaningdon labda karya nyujur krama Desa Adat Kwanji gemah ripah lohjinawi," harapnya.

Menurut Bupati, dukungan Pemerintah dalam karya ini merupakan wujud perhatian dan kehadiran Pemerintah Kab. Badung dalam meringankan beban masyarakat untuk melunasi kewajiban sekala dan niskala kepada leluhur melalui upacara Yadnya ini.

"Karena di Bali yang pertama kita mengenal tentang dharmaning leluhur, kedua dharmaning agama dan ketiga dharmaning negara. Melalui pelaksanaan karya Pitra Yadnya ini masyarakat telah melaksanakan dharmaning terhadap leluhur," jelasnya.

Selain itu diharapkannya juga melalui pelaksanaan karya ini dapat meningkatkan rasa persatuan dan gotong royong antar krama wimuda, winata dan wiwerda (anak-anak, sekaa teruna dan orang tua) harus bersatu.

"Karena dengan bersatu berarti setengah perjuangan sudah berhasil, sebaliknya kalau masyarakat tidak bersatu maka setengah perjuangan akan gagal. Dengan bersatu apapun pembangunan yang dilaksanakan akan berhasil," pungkasnya.

Lebih lanjut Bupati Giri Prasta juga mengharapkan agar Upacara dilaksanakan sesuai dengan sastra Agama Hindu. Didalam upacara Pitra Yadnya umat Hindu mempercayai tentang reinkarnasi atau terlahir kembali. Kaitannya dengan upacara nyekah Bupati menjelaskan tentang tata cara saat ngelinggihan sang hyang pitara di kemulan merajan dengan konsep Padu Muka.

"Konsep padu muka merupakan tata cara yang benar pada saat upacara ngelinggihang sang hyang pitara di kemulan merajan, dimana posisi kita saat ngelinggihang berhadapan dengan pelinggih kemulan. Disisi kiri posisi kita (utara) merupakan tempat linggih sang hyang pitara istri (perempuan) dan disisi kanan posisi kita (selatan) adalah linggih sang hyang pitara lanang (laki-laki), sedangkan di posisi tengah merupakan linggih siwa guru," terangnya.

Kedepannya Bupati akan mengupayakan setiap desa adat akan dilaksanakan Dharmaduta. "Dhamaduta inilah yang nantinya akan menyampaikan tentang kebenaran dan kepatutan dalam ajaran agama," ujar Bupati Giri Prasta.

Sementara Bendesa Adat Kwanji I Ketut Sugiana mewakili Panitia Karya melaporkan, rangkaian karya ini telah berlangsung sejak 16 September dan puncak karya akan berlangsung pada 28 September 2019.

Dalam karya pitra yadnya dilaksanakan upacara ngelangkir yang diikuti 19 peserta, ngelungah 13 orang, ngaben 1 orang dan nyekah diikuti 55 peserta. Sedangkan upacara manusa yadnya dilaksanakan upacara menek kelih yang diikuti 3 peserta, metelubulan mepetik 1 orang, metatah atau potong gigi diikuti oleh 84 orang.

Pelaksanaan karya ini sepenuhnya dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Badung sebesar Rp. 1 Miliar untuk dana aci atau upakara.

"Mewakli krama Desa adat Kwanji kami mengucapkan terimakasih kepada Pemkab. Badung terutamanya kepada Bapak Bupati yang telah banyak membantu masyarakat kami di bidang infrastruktur, upakara dan pelaksanaan upacara yadnya, dengan adanya bantuan dari Pemerintah Kab. Badung warga kami merasa sangat diringankan dalam melaksanakan kewajiban atau dharmaning kepada leluhur," ucapnya seraya berharap agar program seperti ini dapat berkelanjutan. (RIS/PDN)


Baca juga: Era Globalisasi, IWO Akan Gencarkan Pelatihan Jurnalistik