Search

Home / Aktual / Edukasi

Pramono Anung: Kurangi SKS, Magang 3 Semester, Dekatkan Pendidikan dengan Industri

   |    09 Februari 2020    |   11:35:14 WITA

Pramono Anung: Kurangi SKS, Magang 3 Semester, Dekatkan Pendidikan dengan Industri
Seskab Pramono Anung saat memberikan kuliah umum di Unibraw, Malang, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (8/2). (Foto: Istimewa)

JAKARTA, PODIUMNEWS.com - Pemerintah saat ini fokus pada pembangunan sumber daya manusia (SDM). Secara masif anggaran dipersiapkan, kartu pra kerja sebentar lagi diluncurkan, dan yang paling mendasar adalah tata cara pendidikan sehingga fokusnya adalah membangun manusianya.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Kabinet (Seskab), Pramono Anung, saat memberikan kuliah umum, sekaligus menjadi penguji pada ujian akhir disertasi Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa di Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, Sabtu (8/2).

“Kita sedih melihat anak-cucu kita yang sekolah membawa tas penuh dengan semua buku yang sangat berat. Mereka kehilangan kegembiraan, tidak ada wajah optimisme, mau berangkat sekolah selalu terburu-buru karena buku dan tugasnya begitu banyak,” ujar Seskab.

Dalam diskusi di Sidang Kabinet Paripurna, akan dilakukan perubahan yang sangat mendasar, menurut Seskab, tidak lagi semuanya dijejali dengan ilmu-ilmu yang ketika masa kuliah ilmu itu tidak digunakan.

“Harus didekatkan dengan industri, diberikan kesempatan untuk magang selama 3-4 semester. Mudah-mudahan perubahan ini bisa diaplikasikan,” tambah Seskab.

Anak-anak dan cucu-cucu di masa depan, menurut Seskab, tidak boleh lagi dibebani mata pelajaran yang begitu banyak. Kalau belajar dari bangsa-bangsa besar yang berhasil, sambung Seskab, mata pelajaran dasarnya tidak pernah lebih dari lima.

“Bahkan di Jepang, sampai SD lebih banyak digali tentang budaya, matematika, bahasa, sopan santun. Termasuk di Norwegia yang pendidikannya terbaik di dunia, tidak seperti kita,” kata Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung.

Di Indonesia anak kelas 5 dan kelas 6, lanjut Seskab, sudah diajari ilmu hitung yang pasti tidak digunakan ketika mereka melanjutkan sekolah. Ia menyampaikan bahwa inilah yang harus diubah.

“Jangan kemudian pendekatannya berdasarkan program, berdasarkan kurikulum yang sudah dibuat, bukunya harus ganti, seragamnya ganti, sudah tidak bisa. Nilainya yang harus berubah,” tambahnya.

Tantangan dunia kerja, lanjut Seskab, sudah mengalami perubahan. Ia menegaskan bahwa nanti mahasiswa betul-betul didekatkan dengan industrinya.

“Diminta magang 3 semester supaya mereka mempunyai cakrawala, cara berpikir (mindset) yang berubah. Tentunya perguruan tinggi juga harus siap untuk itu,” tambahnya seraya menambahkan bahwa itu termasuk SKS wajib nanti akan dikurangi supaya tidak menjadi beban yang berlebihan.

Inti cara berpikirnya, menurut Seskab, adalah filosofi tetap penting tetapi praktik atau implementasi menjadi hal yang diprioritaskan. Kedekatan dunia industri, dunia pendidikan, dan dunia riset, sambung Seskab, menjadi bagian yang dipikirkan oleh pemerintah sekarang ini.

“Kita mendorong temuan-temuan yang dilakukan, termasuk salah satu temuan sederhana terkait kapal datar menggunakan fiberglass yang akan diproduksi secara masif untuk kepentingan nelayan,” ujar Seskab pada bagian akhir kuliah umum. (COK/PDN)


Baca juga: Pimpin Komite Sekolah, Hendra: Tingkatkan Sinergi Membangun SD N 2 Tanjung Ratu