Search

Home / Khas /

Gubernur Koster Nilai FWI Beri Dampak Positif Bagi Bali

   |    05 Maret 2020    |   19:32:09 WITA

Gubernur Koster Nilai FWI Beri Dampak Positif Bagi Bali
Gubernur Koster saat menerima audensi audiensi Perserikatan Wayang Internasional - Union Internationale de la Marrionnette (UNIMA) Indonesia di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Kamis (5/3).

DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Gubernur Bali Wayan Koster menilai Festival Wayan Internasional (FWI) yang rencananya digelar pada April mendatang dengan diikuti oleh peserta dari sekitar 100 negara akan memberi berbagai dampak positif bagi Bali.

Hal itu diungkapkan Gubernur Koster saat menerima audiensi Perserikatan Wayang Internasional - Union Internationale de la Marrionnette (UNIMA) Indonesia di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Kamis (5/3).

Dalam audensi terkait kegiatan Kongres UNIMA International, Festival Wayang Internasional dan Seminar Internasional Wayang 2020 yang menempatkan Bali sebagai tuan rumah itu, Gubernur Koster ikut didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Wayan ‘Kun’ Adnyana.

"Kami sangat berterima kasih serta sangat mendukung kegiatan internasional tersebut. Agenda internasional semacam ini juga diharapkan mampu membantu mempromosikan Bali dan sekaligus membantu pariwisata Bali di tengah isu virus Corona belakangan ini," kata Gubernur Koster.

Selain itu, hal terpenting lainnya menurut dia, kegiatan yang mengundang peserta dari penjuru dunia ini, sangat penting sebagai ajang pelestarian budaya serta penanaman nilai-nilai kemanusiaan yang banyak terkandung dalam kesenian wayang.

Pada kesempatan itu, Gubernur Koster juga menyoroti kondisi kesenian pewayangan di Bali yang mengalami tren penurunan peminat khususnya dari kalangan generasi muda tak tertarik lagi menggeluti profesi dalang. Di sisi lain tantangannya semakin berat, sebab generasi muda lebih tertarik kepada kesenian modern.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bali ke depan akan lebih berperan dalam mengangkat lagi kesenian wayang agar tetap lestari di tengah perkembangan zaman. Bali menurut Gubernur Koster, sangat butuh wayang dan dalang. Terlebih dalam kehidupan masyarakat sosok dalang banyak diperlukan seperti saat acara 3 bulanan anak, Karya dan lainnya.

"Pergelaran wayang di sisi lain juga mampu menjadi sarana untuk memberikan hiburan hingga sarana untuk menuangkan kritik sosial yang membangun," sebutnya.

Sementara itu, Presiden UNIMA Indonesia, TA Samudro Sriwijaya menyebutkan kegiatan ini akan diikuti oleh perwakilan dari 100 negara di dunia, dengan lebih dari 1000 peserta. "Semuanya memiliki kesenian sejenis wayang yang dinaungi oleh organisasi UNIMA International, yang berpusat di Paris, Prancis," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, juga jadi kesempatan bagi dalang dan seniman wayang lokal untuk tampil di panggung internasional.

Menurut dia rencananya, rangkaian kegiatan akan dilaksanakan 13-19 April 2020 yang mengambil lokasi di Kabupaten Gianyar sebagai tempat acara pembukaan (Direncanakan di Lapangan Astina, Gianyar) .

Sedangkan untuk Kongres akan dilaksanakan di Sanur dan Seminar Internasional akan menggandeng kampus ISI Denpasar. Lalu untuk kegiatan festival akan dilaksanakan di beberapa lokasi wisata, seperti Ubud dan Tanah Lot.

Dikatakannya wayang yang ditampilkan, tak hanya dari Indonesia tapi juga aneka kesenian sejenis wayang (marionette, Puppet show, dll) dari negara peserta.

Pada Kongres UNIMA tersebut akan menghasilkan Bali Declarations sebagai landasan untuk menjadikan kesenian wayang sebagai bagian dari resolusi PBB.

Ditambahkannya UNESCO pada tanggal 7 November 2003 mengakui wayang sebagai Mahakarya Warisan BudayaTak Benda Dunia yang kemudian disertifikasi pada tanggal 4 November 2008 di Paris.

"Dilanjutkan upaya-upaya untuk menjadikan wayang tetap tumbuh dan berkembang hingga ditetapkannya tanggal 7 Februari sebagai Hari Wayang Nasional sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 30 tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional," tutupnya. (ISU/PDN)


Baca juga: Era Globalisasi, IWO Akan Gencarkan Pelatihan Jurnalistik