Search

Home / Aktual / News

Gelar Yoga Massal saat Pandemi, WNA Asal Suriah Dideportasi

   |    25 Juni 2020    |   16:00:15 WITA

Gelar Yoga Massal saat Pandemi, WNA Asal Suriah Dideportasi
Barakeh Wissam. (Foto:Istimewa)

GIANYAR, PODIUMNEWS.com - Menggelar kegiatan yoga massal ditengah wabah pandemi covid-19 di Ubud Gianyar, investor sekaligus Direktur House Of Om (HOM) asal Suriah, Barakeh Wissam, ditangkap pihak Imigrasi Bali.

Barekah sebelumnya diperiksa, pada Selasa (23/6), dan sehari kemudian ditahan di Rumah Detensi Imigrasi Jimbaran.

Diketahui, Barekah melakukan promosi kegiatan melalui instastory HOM. Selain melakukan meditasi, peserta yoga juga melakukan penggalangan dana hingga terkumpul dana Rp 3 juta yang rencana disalurkan untuk Covid-19.

Menurut Kepala Kanwil Kemenkuham Bali Jamaruli Manihuruk atas kejadian itu Barekah selaku investor ditahan karena dianggap kegiatan yoga tersebut membahayakan penyebaran Covid-19. 

“Pihak House Of Om melanggar ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penanganan korona dan Instruksi Gubernur Bali nomor 8551 Tahun 2020 tentang penguatan pencegahan dan penanganan Covid-19 di Bali, mengenai pembatasan kegiatan yang melibatkan paling banyak 25 orang,” beber Jamaruli dalam rilis yang disampaikan Rabu (24/6).

Jamaruli kembali mengatakan Barekah asal Suriah itu dianggap melakukan pembiaran terhadap peserta yang tidak menjalankan protokol kesehatan. Seperti tidak menjaga jarak maupun menggunakan masker serta mencuci tangan.

"Kegiatan itu juga tidak melakukan permohonan izin secara resmi kepada Desa Adat setempat," bebernya.

Akibat pelanggaran tersebut, pihak imigrasi melakukan tindakan tegas yakni Barekah dikenakan Sanksi Administrasi dengan pencabutan Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas).

“Dia kami tahan di Rudenim. Kitas-nya kami cabut dan segera dideportasi untuk menunggu penerbangan ke negara yang bersangkutan,” beber Jamaruli.

Menurut Jamaruli, penindakan itu mendapat dukungan dari pihak Satuan Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Bali melalui Ketua Harian Satgas Covid-19 Dewa Indra. “Pihak Gugus Tugas menegaskan penerapan protokol kesehatan merupakan harga mati yang harus ditaati. Pariwisata dan pendidikan akan dibuka melihat perkembangan Covid-19,” pungkasnya.

Sebelumnya, pihak House Of Om membuat acara Yoga tanpa memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. Sehingga hal ini mengundang kontroversi di masyarakat Bali. Foto para peserta yang melakukan Yoga tanpa jaga jarak dan tidak menggunakan masker pun tersebar di media sosial.

Bahkan, Bupati Gianyar sempat memanggil pihak HOM dan memberikan peringatan. Karena dianggap melakukan pelanggaran keimigrasian, pihak Kanwil Kemenkuham mengambil tindakan. (SIL/PDN)

Baca juga :
  • PKB Sumbang Rp192 Miliar ke Ekonomi Denpasar
  • Kapal Kandas di Gilimanuk, 269 Penumpang Dievakuasi Selamat
  • Polda Bali Angkut 50 Karung Sampah Laut di Benoa



BERITA TERKINI

aktual - ekonomi
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengaktivasi program Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Pantai Lovina, Buleleng, Bali, sebagai langkah nyata mendorong penyebaran wisatawan dari wilayah Bali Selatan ke Bali Utara. Inisiatif ini diharapkan menjadi katalis pemerataan ekonomi pariwisata yang lebih adil, berkualitas, dan berkelanjutan. Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa dalam "Gerakan Wisata Bersih (GWB)" di Pantai Lovina, Buleleng, Bali,Minggu, (22/06/2025). Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa mengatakan, overtourism di Bali saat ini masih menjadi isu yang sensitif. Padahal yang terjadi bukanlah over tourism, melainkan kegiatan wisatawan yang masih banyak terpusat di Bali bagian selatan. "Bagaimana mengawali untuk menyebarkan turis ini bisa sampai ke Bali Barat, Bali Utara, juga Bali Timur, adalah dengan hal mendasar. Kita harus membuat satu inisiatif yang menaikkan nama tempat itu dan GWB inilah salah satunya, maka kita pilih Pantai Lovina sebagai lokasi kegiatan," ujar Wamenpar Ni Luh Puspa di Pantai Lovina, Bali, Minggu (22/6/2025). Ia menekankan bahwa kebersihan menjadi faktor kunci dalam menciptakan pengalaman wisata yang berkualitas. Ketika destinasi terlihat bersih, wisatawan akan merasa lebih nyaman dan betah. "Apa itu? Pengalaman ketika datang bersih atau tidak (destinasinya), itu saja sudah mempengaruhi keinginan (wisatawan). Ketika baru dilantik, saya sudah mendapatkan banyak sekali pesan bahwa destinasi kita kotor, toilet tidak bersih, dan sebagainya. Hingga akhirnya kami buatlah Gerakan Wisata Bersih," ujar Wamenpar Ni Luh Puspa. Gerakan Wisata Bersih merupakan gerakan kolektif dalam meningkatkan daya saing destinasi pariwisata Indonesia yang lebih aman dan sehat bagi wisatawan. Dalam "Gerakan Wisata Bersih", Kemenpar menginisiasi berbagai kegiatan menarik dan bermanfaat. Selain kegiatan bersih-bersih massal di destinasi wisata, juga ada edukasi dan kampanye untuk meningkatkan wisatawan dan masyarakat lokal, penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah yang memadai dan ramah lingkungan, serta sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas guna menciptakan solusi yang berkelanjutan. Program ini diharapkan dapat mendukung peningkatan daya saing pariwisata Indonesia sesuai dengan aspek "health and hygiene" dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI). Lebih lanjut Wamenpar menuturkan, dalam upaya penyebaran wisatawan di Bali, Kementerian Pariwisata bersama industri juga telah meluncurkan paket wisata 3B yakni Banyuwangi-Bali Barat-Bali Utara. Paket wisata 3B tersebut menargetkan 10 persen dari jumlah wisatawan yang datang ke Bali baik wisatawan nusantara maupun mancanegara dengan memanfaatkan jalur masuk dari Banyuwangi. "Kita pilih (GWB) di Bali Utara selain karena ada paket wisata 3B yang terus kami dorong, juga karena Lovina ini juga adalah center-nya Bali Utara. Saya ingin memperkuat posisi Lovina sebagai center-nya (destinasi) Bali Utara ini," ujar Wamenpar. Kegiatan Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Pantai Lovina diikuti sekitar 500 peserta terdiri dari perwakilan pemerintah pusat dan daerah, institusi pendidikan, komunitas, asosiasi, mitra kolaborasi, serta masyarakat lokal. Kegiatan ini mengumpulkan sampah yang kemudian dikirim ke Tempat Pengolahan Sementara (TPS) untuk proses pemilahan dan pengolahan lanjutan sesuai standar pengelolaan sampah terpadu. Wamenpar berharap aktivasi GWB di destinasi benar-benar menjadi gerakan dan menumbuhkan kesadaran kolektif. "Saya bermimpi bagaimana kalau setiap destinasi yang diaktivasi GWB bisa setiap bulan melakukan kegiatan bersih-bersih, tidak hanya bersama masyarakat, pelaku industri, tapi juga mengajak wisatawan," ujar Wamenpar Ni Luh Puspa. Hadir dalam kesempatan tersebut, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Keuangan Pemprov Bali, Wayan Ekadina; Sekretaris Daerah Buleleng, Gede Suyasa; Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Dody Sukma; Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Ni Kadek Turkini; Area Manager Bookingcom, Gegen Sumarjana; Field Manager Sungai Watch, I Made Dwi Bagiasa; CEO PP Atourin Teknologi Nusantara, Benarivo Triadi Putra, dan lainnya. Hadir mendampingi Wamenpar Ni Luh Puspa, Sekretaris Kementerian Pariwisata, Bayu Aji; Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto; Asisten Deputi Aksesibilitas dan Amenitas Wilayah II, Dwi Marhen Yono; serta Direktur Politeknik Pariwisata Bali, Ida Bagus Putu Puja.
23 Juni 2025, 12:30:00 WITA