Search

Home / Aktual / Sosial Budaya

Gubernur Koster Target Program Pelindungan Kawasan Pura Besakih Rampung Akhir 2021

   |    06 Agustus 2020    |   21:08:17 WITA

Gubernur Koster Target Program Pelindungan Kawasan Pura Besakih Rampung Akhir 2021
Gubernur Koster mendampingi Menteri Basuki saat meninjau Pura Besakih.

KARANGASEM, PODIUMNEWS.com - Gubernur Bali Wayan Koster terus menggenjot pembangunan infrastruktur di Bali, meskipun pandemi Covid-19 belum menunjukan gejala usai. Setelah menggelar ground breaking Pelabuhan Nusa Penida di Sampalan dan Pelabuhan Nusa Ceningan di Bias Munjul dengan menghadirkan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pada, Senin, (3/8) lalu.

Kini Gubernur Bali yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini menghadirkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada, Kamis (6/8).

Setiba di Bencingah Pura Manik Mas, Besakih, keduanya berkomitmen bakal merampungkan pembanguanan Kawasan Pura Besakih sebagai tempat persembahyangan terbesar umat Hindu di Bali hingga Indonesia. Mewujudkan Program Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih ini, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama Gubernur Koster sepakat melakukan kolaborasi kerja antara Pemerintah Provinsi Bali dengan Pemerintah Pusat.

Dimana proyek yang akan membangun fasilitas parkir di jaba Pura Manik Mas Besakih lengkap dengan pembangunan Bale Pesandekan dan fasilitas kios untuk UMKM, hingga penyediaan jalur pejalan kaki yang nyaman yang dilengkapi oleh pesona taman yang indah, serta dilengkapi oleh bangunan Graha Wiyata (tempat menayangkan video segala kegiatan berkaitan Pura Besakih, red) ini tercatat akan dimulai pada awal tahun 2021, dan ditargetkan rampung pada Desember 2021 dengan anggaran Rp 900 miliar.

"Kawasan Besakih saat ini dalam kondisi semrawut, kotor, jorok, toiletnya tidak tertata, sehingga niat orang untuk sembahyang disini (Pura Besakih, red) tidak nyaman. Untuk itu wilayah yang akan dijadikan Program Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih kita harapkan segera terwujud," ujar Gubernur Koster asal Desa Sembiran, Buleleng ini seraya menegaskan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono komitmen untuk membantu mewujudkannya, dan dirinya secara pribadi juga sudah melapor ke Presiden RI, Joko Widodo agar program ini berjalan sampai 2021.

Alasan Koster menggenjot Program Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih bersama Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, karena di Tahun 2022 umat Hindu di Bali akan menggelar upacara keagamaan yang akan berlangsung, Maret 2022. "Jadi semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan jalan terbaik, sehingga pembangunannya diharapkan bisa mengakomodir umat Hindu di Bali dan di Indonesia yang hadir saat upacara di Besakih," jelasnya saat didampingi Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa serta arsitek dan Penanggungjawab Penataan Kawasan Suci Besakih, Nyoman Popo Danes seraya mengucapkan terima kasih kepada Menteri Basuki Hadimuljono.

Mendengar hal itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Pura Agung Besakih adalah aset nasional yang harus diperhatikan bersama, sehingga berdasarkan rencana akan ada sembilan item paket pekerjaan untuk menata kawasan Pura Agung Besakih.

“Pemerintah Pusat akan membangun kawasan parkir di wilayah Manik Mas dengan luas 52.000 m2, kemudian menata kawasan Becingah 12.287 m2.Untuk mempersiapkan penataan kawasan tersebut, Menteri Basuki menegaskan telah menyelesaikan studi kelayakan (FS), sedangkan untuk desain akan dikerjakan dengan metode rancang bangun (design and build) untuk mempercepat pelaksanaan. Karena luasan kawasannya sudah lebih dari 10 ribu m2 dan juga lokasinya sebagai destinasi wisata sekaligus cagar budaya, maka kami pula akan melengkapi pekerjaan ini dengan dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan),” bebernya.

Basuki menegaskan penataan kawasan Pura Besakih akan memperhatikan adat istiadat serta kearifan lokal budaya Bali, yang mana lahan parkir itu akan dibangun tidak bertingkat ke atas, namun dibuat dengan konsep parkir 4 lantai ke bawah (basement), sehingga parkir ini tidak melebihi batas ketinggian kawasan suci yang sudah menjadi acuan Bali dalam membangun.

Tidak hanya itu, Menteri Basuki juga menegaskan bahwa kawasan utama Pura Agung Besakih yang digunakan sebagai tempat ibadah juga tidak akan tersentuh dalam proyek ini. Sehingga yang terpenting dari penataan kawasan ini tercapainya kualitas kenyamanan pengunjung untuk tempat sembahyang dan ada juga tempat khusus untuk berwisata.

"Karena menurut informasi, saat ada upacara besar di Pura Agung Besakih kondisinya sangat ramai, sebagai solusinya kami rancang juga pintu masuk dan keluar, sehingga tidak ada penumpukan, karena sirkulasi jalan untuk kendaraan akan diatur,” pungkasnya. (BAS/PDN)


Baca juga: NUSA DUA CIRCLE, Mega Proyek ‘Gagal’. Benarkah Perusahaan dan Orang-Orang yang Terlibat Didalamnya Juga Bermasalah? (BAG: 1)