Search

Home / Khas /

Mengintip Tradisi Kebo-Keboan pada Bulan Suro di Banyuwangi

   |    08 September 2019    |   21:36:44 WITA

Mengintip Tradisi Kebo-Keboan pada Bulan Suro di Banyuwangi
Masyarakat Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi saat menggelar tradisi Keboan Aliyan, Minggu (8/9/2019).

BANYUWANGI, PODIUMNEWS.com – Masyarakat Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi menggelar tradisi Keboan Aliyan, Minggu (8/9/2019).

Ribuan orang memadati tradisi adat ini untuk menyaksikan ritual permohonan kelimpahan hasil bumi kepada Tuhan YME. 

Keboan Aliyan ini dilaksanakan setiap bulan Suro-penanggalan Jawa. Sejumlah petani kerasukan roh gaib dan bertingkah layaknya kebo (kerbau).

Mereka lalu berkeliling empat penjuru desa. Sesekali, belasan "kerbau" itu nyemplung di kubangan layaknya kerbau. 

Warga desa sangat antusias menyambut tradisi ini. Mereka bergotong royong menyiapkannya. Mulai dari bahu membahu menyiapkan ragam kebutuhan untuk ritual, hingga membangun gapura dari janur yang digantungi hasil bumi di sepanjang jalan desa sebagai perlambang kesuburan dan kesejahteraan.

Kenduri masal pun digelar sebagai tanda dimulainya ritual. 

"Keboan ini adalah perayaan yang dinantikan warga, kami semua bergotong royong menyiapkannya. Warga desa yang tinggal di luar kota bahkan menyempatkan mudik untuk menghadiri acara ini. Jadi, lewat tradisi ini kami memperkuat ikatan silaturahim dengan seluruh warga desa," kata

Kepala Desa Aliyan Anton Sujarwo. 
Keboan ini dimulai sejak pagi, yang diawali dengan selamatan di empat penjuru desa (ider bumi). Bersamaan itu, sejumlah petani yang yang telah kerasukan siap menjalani ritual Keboan.

Mereka lalu berkeliling desa mengikuti empat penjuru mata angin. Saat berkeliling desa inilah, para "kerbau" itu bertingkah layaknya siklus cocok tanam, mulai dari membajak sawah, mengairi, hingga menabur benih padi. 

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, tradisi Keboan Aliyan merupakan salah satu kekayaan budaya asli warga lokal.

Pemkab mengangkat tradisi ini sebagai bagian dari Banyuwangi Festival sebagai bentuk apresiasi pada warga yang terus menjaga warisan para leluhur.

“Banyuwangi boleh maju, tapi tradisi dan budaya yang ada di tengah masyarakat tidak akan kita tinggalkan. Tradisi ini tidak hanya sekedar ritual rutin tapi juga menggambarkan semangat guyub dan gotong royong warga,” kata Anas. 

Anas mengungkapkan perkembangan pariwisata Banyuwangi tidak lepas dari beragamnya budaya lokal yang dikemas menjadi atraksi wisata. 

"Tradisi-tradisi ini menjadi identitas dan ciri khas yang membedakan budaya Banyuwangi dengan daerah lainnya. Otensitas inilah yang terus kami dorong dan kembangkan menjadi atraksi daerah yang menarik wisatawan," pungkas Anas. 

Sekedar diketahui, tradisi kebo-keboan di Banyuwangi berkembang di dua desa. Selain keboan di Desa Aliyan Rogojampi, tradisi kebo-keboan juga ditemui di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. (HER/PDN)

Baca juga :
  • Film Tanpa Ampun Angkat Kisah Nyata Turis Rampok di Bali
  • Cara Kenali Tanda Link Penipuan
  • Blokir Situs, Sehatkan Ruang Digital



BERITA TERKINI

aktual - pemerintahan
Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, bersama Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, mengawali hari kedua pelaksanaan Retreat Kepala Daerah Gelombang II, dengan kegiatan kesehatan senam pagi, dilanjutkan dengan apel disiplin pagi di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Senin (23/6). Untuk informasi kegiatan Retreat Kepala Daerah Gelombang II hari kedua ini sendiri diawali dengan apel pagi yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, sekaligus membuka kegiatan tersebut. Mendagri Tito Karnavian juga mengingatkan para kepala daerah untuk memahami dan menaati seluruh tugas, hak dan kewajiban sebagai pejabat publik saat membuka kegiatan orientasi kepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Selain bertujuan untuk menyamakan persepsi serta membangun kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, kegiatan orientasi ini juga bertujuan untuk membekali kepala daerah dengan pemahaman utuh mengenai aturan yang berlaku. Untuk itu, sejumlah Pejabat Eselon I di lingkunban Kemendagri akan memberikan penjelasan materi terkait secara lebih detail. Sementara itu, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara di sela-sela waktu istirahat kegiatan, mengungkapkan bahwa, pihaknya bersama Wawali Kota Denpasar Arya Wibawa dan seluruh Kepala Daerah lainnya akan mendapatkan pembekalan materi substansi, yakni tugas pokok kepala daerah, pemberian teori seperti misi Astacita, geopolitik dunia, serta pemberantasan korupsi dan wawasan kebangsaan seperti Implementasi Kewaspadaan Nasional dalam Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. "Pada bagian ini kami akan dibekali teori terkait dengan misi Astacita, geopolitik dunia, serta pemberantasan korupsi, dan wawasan kebangsaan lainnya,“ ujar Walikota Jaya Negara. Pada kesempatan yang sama, Wawali Arya Wibawa mengatakan, kegiatan orientasi ini akan menjadi bagian dari upaya penguatan nilai-nilai dasar kepemimpinan serta komitmen bersama dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik dan berintegritas. "Prinsip kedisiplinan harus disertakan pada semua kegiatan pemerintahan. Hal ini merupakan landasan utama dalam penguatan nilai-nilai kepemimpinan,“ kata Wawali Arya Wibawa.
23 Juni 2025, 19:18:00 WITA