Search

Home / Aktual / Politik

Datangi UMKM Pembuat dan Pengolah Arang Bambu, Parta Akan Bantu Mesin Penghalus

   |    28 November 2021    |   15:00:06 WITA

Datangi UMKM Pembuat dan Pengolah Arang Bambu, Parta Akan Bantu Mesin Penghalus
Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Parta bersama Sekretaris Komisi II DPRD Gianyar, Ketut Sudiasa mengunjungi UMKM pembuat dan pengolahan arang aktif dari bambu di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Minggu (28/11). (foto: ris/pdn)

GIANYAR, PODIUMNEWS.com - Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Parta bersama Sekretaris Komisi II DPRD Gianyar, Ketut Sudiasa mengunjungi UMKM pembuat dan pengolahan arang aktif dari bambu di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Minggu (28/11).

Dalam kesempatan itu, owner pembuat dan pengolah arang aktif dari bambu Anak Agung Ayu Putri Arsini mengungkapkan kegiatan produksi sudah dimulai dari tahun 2007 dan baru sekitar 2013 menemukan pasar.

"Dulu buat kelompok, tetapi karena pandemi sekarang akhirnya dikelola oleh keluarga," tuturnya.

Bu Agung, sapaan akrabnya mengungkap saat ini arang hasil produksinya hanya digunakan untuk membuat sabun saja. Hal itu disebabkan kurang nya alat atau mesin penghalus arang menjadi bubuk untuk bisa dijadikan produk olahan makanan.

"Pemasaran (sabun arang) masih banyak keluar negeri, seperti Spanyol dan Jepang. Sudah bentuk sabun sebanyak 2000 buah, dulu. Tapi karena pandemi permintaan berkurang. Sempat 1 tahun tidak ada pesanan. Sekarang ada sedikit- sedikit, skala kecil 24 biji. Atau langsung beli arang nya 3 - 5 kilo," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, sebenarnya arang aktif dari bambu bisa juga digunakan campuran untuk membuat olahan makanan bakso, ice cream, pizza arang, pasta gigi dll dengan menggunakan bubuk arang dengan kelembutan tertentu.

Melihat hal itu, Anggota DPR RI dapil Bali Nyoman Parta memberikan apresiasi atas inovasi dan kreativitas dalam memanfaatkan bambu menjadi produk olahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

"UMKM yang sangat inovatif, membuat arang dari bambu, selanjutnya arangnya dijadikan sabun. Sabun nya juga bagus sekali," katanya.

Parta menilai, usaha UMKM yang demikian harus terus didukung dan difasilitasi untuk dapat terus maju dan berkembang.

"Nanti akan kita bantu alat untuk menggiling arang hingga jadi lebih lembut supaya sesuai kebutuhan untuk diolah jadi produk lain. Kebutuhan untuk tempat produksi juga akan kita bantu, karena ini kita lihat tempat pembakarannya bocor atapnya, sehingga menghambat proses produksi," ungkapnya.

Diketahui, lama pembakaran bambu untuk menjadi arang aktif dibutuhkan waktu 24 jam. Setelah itu arang  didiamkan di dalam tungku selama 2 minggu agar bara api padam sempurna.

Kapasitas produksi dengan 2 tungku yang dimiliki saat ini 35-40 potong dan 50-70 potong bambu untuk sekali bakar. Dengan estimasi tiap 70 potong bambu akan menghasilkan 120 kg arang bambu aktif. 

Usaha pembuat dan pengolah arang aktif dari bambu di desa pupuan itu juga pernah mendapat Juara 1 Kabupaten Gianyar dan juara 2 Provinsi dalam kategori Teknologi Tepat Guna (TTG) tahun 2018, dan penghargaan dari Provinsi Bali terkait kreativitas dan inovasi masyarakat tahun 2019. (RIS/PDN)


Baca juga: Bambang Soesatyo: Puluhan Juta Data WNI Disimpan Asing