Search

Home / Muda / Tren

Lebaran Rawan Baper: Hadapi Pertanyaan dengan Senyum

Editor   |    28 Maret 2025    |   02:16:00 WITA

Lebaran Rawan Baper: Hadapi Pertanyaan dengan Senyum
Ilustrasi silahturahmi saat Lebaran. (podiumnews)

PODIUMNEWS.com - Momen Hari Raya Idulfitri di Indonesia tak hanya menjadi perayaan keagamaan, tetapi juga ajang silaturahmi yang mempererat tali persaudaraan. Namun, di balik kehangatan tersebut, kerap muncul "serangan" pertanyaan personal yang bisa membuat sebagian orang merasa tidak nyaman.

Pertanyaan-pertanyaan seperti "kapan nikah?", "karir bagaimana?", atau "rencana masa depan apa?" seringkali terlontar, memicu rasa khawatir atau bahkan trauma bagi sebagian individu.

Menurut Dosen Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), Atika Dian Ariana MSc MPsi Psikolog, fenomena ini berakar pada budaya kolektivistik yang kuat di Indonesia.

"Sebenarnya, dalam konteks positif, mereka peduli dan ingin tahu kondisi kita. Mereka ingin memastikan orang yang diajak berinteraksi dalam kondisi baik. Namun, dalam konteks negatif, hal ini bisa dianggap 'kepo' dan melanggar privasi," jelas Atika, Kamis (27/3/2025).

Dampak Pertanyaan Personal bagi Individu

Atika menjelaskan, pertanyaan-pertanyaan di luar ekspektasi dapat menurunkan ekspektasi sosial dan memicu kekecewaan. Terlebih jika pertanyaan tersebut menyentuh isu sensitif yang sedang dihadapi individu.

"Bisa saja seseorang sedang berjuang dengan skripsinya atau memiliki masalah pribadi terkait pendidikan atau pekerjaan. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu bisa membangkitkan rasa tidak nyaman dan sedih," tambahnya.

Tips Menghadapi "Serangan" Pertanyaan Personal

Atika menyarankan dua cara untuk menghadapi situasi ini. Yang pertama adalah dengan pertimbangan apakah kita akan melawan rasa itu atau melarikan diri dari situasi tersebut. Melarikan diri mungkin tidak selalu memungkinkan, terutama dalam acara keluarga besar. Jadi, melawan bisa dilakukan dengan menyiapkan jawaban yang bijak dan tidak memicu pertanyaan lanjutan. Penting untuk mengelola ekspektasi dan mempersiapkan diri sebelum menghadiri acara sosial.

Yang kedua adalah dengan teknik "Grounding". Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman, coba alihkan perhatian dengan teknik "grounding". Teknik ini melibatkan penggunaan panca indra, seperti mengatur pernapasan, berjalan-jalan, atau tidur.

Kontrol Diri dalam Menjawab

Atika menekankan bahwa individu tidak bisa mengontrol pertanyaan yang diajukan, tetapi memiliki kendali atas jawaban yang diberikan.

"Tidak semua pertanyaan harus dijawab. Kita perlu mempertimbangkan siapa yang bertanya. Senyum atau jawaban singkat bisa menjadi respons yang cukup, terutama untuk orang yang tidak terlalu dekat," pungkasnya. (riki/suteja)

 

 

 

 

 


Baca juga: ChatGPT Bisa Gantikan Peran Google? Begini Penjelasan Dosen Unair