DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Kementerian Kesehatan RI menyoroti peningkatan tajam kasus infeksi menular seksual (IMS) di kalangan remaja. Kondisi ini dinilai memperbesar risiko penyebaran HIV di Indonesia yang saat ini masih menjadi beban kesehatan masyarakat. Direktur Penyakit Menular Kemenkes, dr. Ina Agustina, menjelaskan bahwa tren IMS mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir, terutama di kelompok usia 15–19 tahun. Kasus sifilis, gonore, dan infeksi HPV meningkat secara signifikan di wilayah perkotaan. “IMS bukan hanya masalah individu, tapi masalah kesehatan masyarakat. IMS membuka pintu bagi penularan HIV, dan sekarang mulai banyak terjadi di usia remaja,” kata dr. Ina dalam temu media daring, Selasa (18/6/2025). Kementerian mencatat lebih dari 23 ribu kasus sifilis pada tahun lalu, mayoritas adalah sifilis dini. Tercatat pula 10.506 kasus gonore, dengan sebaran terbanyak di DKI Jakarta. Sementara itu, terdapat 77 kasus sifilis kongenital yang menular dari ibu ke bayi. Dari sisi HIV, Indonesia berada di peringkat ke-14 dunia dalam jumlah orang dengan HIV (ODHIV), dan peringkat ke-9 untuk infeksi baru. Diperkirakan terdapat 564 ribu ODHIV pada tahun 2025, namun hanya 63 persen yang mengetahui statusnya. “Di Papua, penularan bahkan sudah menyebar ke populasi umum, bukan hanya kelompok kunci. Prevalensinya sudah mencapai 2,3 persen,” ujar dr. Ina. Kemenkes menargetkan eliminasi HIV dan IMS pada tahun 2030 dengan pendekatan 95-95-95, yaitu 95 persen ODHIV mengetahui statusnya, 95 persen menjalani pengobatan, dan 95 persen dari yang diobati mencapai supresi virus. Dr. dr. Hanny Nilasari dari FKUI-RSCM menambahkan bahwa edukasi reproduksi dan skrining dini sangat penting dilakukan, terutama karena banyak IMS tidak bergejala pada perempuan. “IMS bisa menyebabkan radang panggul, kehamilan ektopik, hingga infertilitas. Remaja juga rentan karena kurangnya informasi dan masih banyak yang melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan,” jelas dr. Hanny. Gejala IMS meliputi luka di kelamin, cairan tidak normal, nyeri saat buang air kecil, hingga ruam. Penularan bisa terjadi melalui hubungan seksual, pertukaran cairan tubuh, serta dari ibu ke anak. Untuk menekan penyebaran, Kemenkes menggalakkan kampanye “ABCDE”: Abstinence, Be faithful, Condom, Drugs, dan Education. Layanan tes HIV kini tersedia di 514 kabupaten/kota dan layanan IMS di 504 kabupaten/kota. (riki/suteja)
Baca juga :
• Dapur Gizi di Jembrana Siap Layani 3.500 Siswa
• Hari Bhayangkara, 55 Personel Polres Bandara Donorkan Darah
• 3.072 Siswa di Bali Terima Makanan Bergizi dari Program Polri