Orang Tua Tak Izinkan Polisi Buka HP Mahasiswa Sosiologi Unud yang Tewas
DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Kematian Timothy Anugerah Saputra yang merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana (Unud) Timothy Anugerah Saputra hingga kini belum ada titik terang.
Padahal polisi telah melakukan penyelidikan ke lokasi kejadian, namun tidak menemukan bukti yang mengarah pada perbuatan orang lain. Dugaan sementara korban mengakhiri hidupnya dengan cara terjun dari lantai empat (bukan lantai 2, seperti disebutkan dalam berita sebelumnya) kampus Universitas Udayana (Unud), Jalan PB Sudirman, Depasar, Bali.
Kasus ini sudah ditangani aparat kepolisian Polsek Denpasar Barat. Polisi telah melakukan penyelidikan dari awal dengan mencari bukti-bukti pendukung penyebab kematian korban. Selain itu, polisi juga telah menggali keterangan sejumlah saksi, mulai dari dosen, teman seangkatan, teman kelas, sahabat, hingga orang tua korban sendiri.
Namun, hingga Senin (20/10/2025), polisi belum juga berhasil mengungkap motif yang sebenarnya. Bahkan, tidak ada saksi yang melihat korban jatuh dari lantai 4 kampus tersebut. Terungkap, kamera CCTV yang mengarah ke tempat korban jatuh di lantai empat rusak sejak 2023.
Kapolsek Denpasar Barat Kompol Laksmi Trisnadewi W dalam keterangan persnya kemarin pagi mengatakan, korban dipastikan jatuh dari lantai empat. Korban datang ke kampus seorang diri. Hal itu sesuai dengan rekaman kamera CCTV di lobi kampus.
Berdasarkan rekaman kamera CCTV lainnya, korban sempat naik ke lantai empat melalui lift. Kemudian keluar dari lift setelah sampai ke lantai 4. Di sana, ada tiga orang saksi. Korban keluar dari lift, dan berjalan menuju ke tempatnya jatuh.
Kata Kompol Laksmi, para saksi tidak menghiraukan korban karena tak saling kenal. Para saksi hanya sesaat melihat korban menuju ke teras, lalu melepas tas dan duduk di sana. Beberapa saat kemudian korban buka sepatu. "Sekitar 10 sampai 15 menit kemudian korban sudah tak terlihat, sementara tas dan sepatunya ada di sana," bebernya.
Terkait adanya dugaan perudungan hingga korban nekat bunuh diri, Kompol Laksmi menjelaskan masih diselidiki. Menurut Kompol Laksmi, pihaknya telah memeriksa dosen, teman seangkatan, teman satu kelas, dan sahabat korban. Mereka menyatakan tidak mengetahui adanya perundungan terhadap korban.
Hanya saja, ada kesulitan yang dialami polisi dari penyelidikan tersebut. Di mana, orang tua korban tidak mengizinkan siapapun, termasuk polisi, untuk membuka HP anaknya (korban). Padahal, melalui HP tersebut sejatinya bisa menemukan petunjuk bila terjadi perundungan melalui media sosial.
"Pihak keluarga korban sudah menerima kejadian tersebut sebagai suatu musibah dan tidak mau memperpanjang permasalahan ini ke jalur hukum. Sehingga akses untuk mendapatkan informasi melalui HP korban tak bisa kami dapatkan," tandasnya.
(hes/k.turnip)