BADUNG, PODIUMNEWS.com - Tokoh pahlawan nasional asal Bali, Ida Dewa Agung Jambe mesti dijadikan teladan bagi generasi muda dalam berkarya memajukan bangsa dan negara. Demikian disampaikan Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali Luh Ayu Aryani, Sabtu (11/11/2023) di Denpasar. Seperti diketahui, Ida Dewa Agung Jambe telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 115-TK-TH 2023 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional pada 6 November 2023 di Jakarta. Aryani menilai gelar pahlawan nasional bukan hanya sekedar gelar saja, namun diharapkan menjadi keteladanan bagi generasi untuk berkarya yang terbaik untuk bangsa dan negara. “Dengan telah dapat penganugerahan gelar pahlawan nasional bagi Ida Dewa Agung Jambe, mari kita tumbuh kembangkan semangat kepahlawanan, kepatriotan, perjuangan, sikap keteladanan dan mendorong semangat melahirkan karya terbaik untuk kemajuan , kejayaan bangsa dan negara Indonesia,” kata Aryani. Pada hari yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Bali SM Mahendra Jaya menyambut kedatangan Piagam Anugerah Gelar Pahlawan Nasional Ida Dewa Agung Jambe di Terminal VIP Bandara I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kabupaten Badung. Piagam tersebut dibawa oleh Raja Klungkung XII Ida Dalem Semaraputra selaku ahli waris yang menerima langsung penetapan pahlawan nasional dari Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jumat (1o/11/2023). Pj Mahendra mengatakan bahwa sudah sepantasnya kedatangan Piagam Anugerah Pahlawan Nasional Ida Dewa Agung Jambe disambut dengan baik. Hal ini mengingat sosok yang gugur saat berjuang melawan tentara Kolonial Belanda dalam Perang Puputan Klungkung pada 28 April 1908 itu kini telah sah dinobatkan sebagai pahlawan nasional. “Kini beliau sudah menjadi milik nasional, bukan hanya keluarga Puri atau masyarakat Klungkung saja, namun Bali dan Negara Indonesia,” kata Pj Mahendra. Ida Dewa Agung Jambe, sebagai Raja Klungkung merupakan figur penting dalam sejarah Indonesia. Ia dan keluarga serta kerabatnya gugur dalam perang Puputan Klungkung melawan penjajah Belanda pada 28 April 1908. Peristiwa ini menjadi salah satu momen penting dalam perjuangan melawan kolonialisme di Indonesia. Saat itu Belanda berhasil menembus pertahanan Kerajaan Klungkung dan masuk ke dalam istana. Tepat di depan Pamedal Agung, semua rakyat berpakaian putih mengorbankan jiwa raga untuk Puputan (bertempur habis-habisan) di depan istana kerajaan. Tidak hanya rakyat, keluarga kerajaan hingga putra mahkota saat itu yang masih anak-anak Ida I Dewa Agung Gede Agung juga ikut keluar istana untuk bertempur dan gugur bersama kerabat kerajaan lainnya. Saat itulah sang raja Ida Dewa Agung Jambe melaksanakan Dharmaning Ksatria, yaitu kewajiban tertinggi seorang kesatria sejati dengan keluar istana, dan ikut pertempuran dan gugur bersama rakyatnya di depan Pamedal Agung. (adhy/sut)
Baca juga:
Jangan Sepelekan, Isu Rabies Sensitif terhadap Pariwisata