Search

Home / Sorot / Ekonomi

Pariwisata Bali Utara Terkendala Aksesibilitas

Editor   |    30 Agustus 2024    |   20:17:00 WITA

Pariwisata Bali Utara Terkendala Aksesibilitas
Menparekraf Sandiaga saat acara Netas di Krisna's Beach Street Resto, Pantai Penimbangan, Buleleng, Jumat (30/8/2024). (kemenparekraf)

BULELENG, PODIUMNEWS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan bahwa pengembangan pariwisata di kawasan Bali Utara terkendala aksesibilitas.

Hal tersebut disampaikan Menparekraf Sandiaga saat hadir di acara "Nemuin Komunitas (Netas)" yang berlangsung di Krisna's Beach Street Resto, Pantai Penimbangan, Buleleng, Jumat (30/8/2024).

Sandiaga menjelaskan bahwa pengembangan pariwisata di kawasan Bali Utara untuk mengatasi permasalah gejala overtourism akibat menumpuknya wisatawan di Bali Selatan.

Untuk itu, menurut Sandiaga, penyebaran wisatawan ke Bali Utara khususnya Kabupaten Buleleng perlu segera direalisasikan. Hal ini juga bertujuan menjadi upaya untuk pemerataan pendapatan dari sektor pariwisata ke semua wilayah di Bali

“Selain itu juga wisatawan dapat menyebar ke berbagai destinasi alternative, di antaranya 3B mencakup Bali Utara, Banyuwangi, dan Bali Barat,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa salah satu hambatan penyebaran wisatawan dari Bali Selatan ke Bali Utara adalah aksesibilitas, terutama infrastruktur jalan yang membuat perjalanan menjadi lama dan panjang.

"Karenanya harus segera interkoneksi lebih ditingkatkan," kata Sandiaga.

Sandiaga  mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dan memastikan peningkatan aksesibilitas berupa jalan tol yang menghubungkan Singaraja dan Denpasar menjadi prioritas untuk dibangun tahun depan.

"Dan untuk bandara, karena sudah berulang kali dikaji, maka akan diputuskan kembali oleh pemerintahan baru ke depan," ujar Sandiaga.

Selain itu, untuk jangka pendek akan dilakukan uji coba paket wisata yang mencakup Watu Dodol, Bangsring, Pemuteran, dan Lovina via jalur laut dengan menggunakan kapal cepat.

"Dalam 30 hari ke depan mudah-mudahan ini kita akan bisa uji cobakan, sehingga ada solusi jangka pendeknya dengan fastboat, menengahnya dengan tol road, dan jangka panjangnya adalah bandara," terang Sandiaga. (suteja)


Baca juga: Penyebaran Turis Jangan Terpusat di Bali Selatan