Search

Home / Muda / Kata Mereka

Soroti Bunuh Diri Kalangan Mahasiswa

Editor   |    28 November 2023    |   22:15:00 WITA

Soroti Bunuh Diri Kalangan Mahasiswa
Ilustrasi mencegah bunuh diri. (shutterstock)

BERKEMBANGNYA kasus bunuh diri menjadi isu serius yang meresahkan masyarakat dalam beberapa waktu terakhir. Kasus itu  tidak hanya mengenai kalangan usia tua, namun juga menimpa kalangan mahasiswa. Pertanyaanya, apa pemicu bunuh diri?

Fenomena tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan ahli kesehatan mental dan masyarakat umum. Salah satunya Psikolog Universitas Airlangga (Unair) Dr Achmad Chusairi.

Dilansir laman Unair, Senin (27/11/2023), Dr Achmad menjelaskan beragam erspektif terkait penyebab dan faktor yang mungkin memicu tindakan bunuh diri di kalangan mahasiswa.

Penyebab yang Kompleks

Dalam pembahasannya, Dr Achmad  menyoroti pentingnya memahami bahwa kasus bunuh diri tidak selalu berkaitan dengan tekanan akademis secara langsung.

“Sebelum dilaksanakannya kegiatan belajar atau sebelum dibangun lembaga belajar, pastinya lembaga tersebut sudah melakukan riset pengelolaan risiko. Karena, lembaga tidak mungkin menerima sumber daya manusia sembarangan, dan tugas yang diberikan tidak mungkin di luar batas kemampuan mahasiswa,” ungkapnya.

Respon Terhadap Tekanan Akademis

Lebih lanjut, Dr. Achmad Chusairi menjelaskan bahwa tekanan akademis tidak selalu menjadi pemicu tindakan bunuh diri.

“Penerimaan terhadap metode ini bervariasi setiap individu. Ada yang mengalami tekanan namun perilakunya malah semakin positif, sementara ada yang mengalami kebalikan,” tambahnya.

Pemahaman akan kompleksitas faktor-faktor yang dapat memicu tindakan bunuh diri menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan.

Kompleksitas Pemicu Bunuh Diri

Riwayat anxiety disorder atau gangguan kecemasan dapat menjadi faktor yang signifikan pada individu yang cenderung melakukan bunuh diri.

Kondisi gangguan kecemasan dijelaskan sebagai suatu keadaan seseorang mengalami kesulitan dalam mengendalikan pikiran, ucapan, dan perilakunya. Hal ini menciptakan ketidak sejajaran antara berbagai aspek kehidupan mereka, menimbulkan beban mental yang berat.

“Gangguan kecemasan dapat memberikan beban emosional yang signifikan pada individu, menghambat kemampuan mereka untuk berpikir jernih dan membuat keputusan rasional. Hal ini, pada gilirannya, dapat meningkatkan risiko tindakan bunuh diri,” jelas Dr. Achmad.

Mengatasi Tekanan dan Masalah

Dalam menghadapi tekanan atau masalah, Dr. Achmad Chusairi memberikan pesan khusus kepada masyarakat.

Ia mendorong untuk segera berkonsultasi jika mengalami tekanan atau masalah, tidak hanya dengan profesional seperti psikolog, tetapi juga dengan teman atau kerabat.

Ia menekankan pentingnya untuk tidak menyimpan sendiri perasaan dan masalah yang dihadapi. (devi/sut)


Baca juga: Kisah Farani, Wisudawan Double Degree Pertama FH UNAIR-Maastricht University