DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Maskapai penerbangan nasional TransNusa memperkenalkan rute internasional terbarunya yang menghubungkan Denpasar (DPS) dan Perth (PER). Penerbangan perdana akan dilaksanakan pada 20 Maret 2025, menggunakan pesawat tipe Airbus A320 berkapasitas 174 kursi. Mulai hari ini, penjualan tiket untuk rute Denpasar menuju Perth resmi dibuka dan dapat dipesan melalui web resmi TransNusa, serta melalui agen perjalanan resmi dengan harga tiket mulai dari Rp1.799.000 sekali jalan yang sudah termasuk bagasi gratis 15 kg untuk para penumpang. Rute baru ini tidak hanya menjadi terobosan penting bagi TransNusa, tetapi juga membuka peluang besar untuk mempererat hubungan Indonesia dan Australia, serta mendorong perkembangan dinamis dalam sektor pariwisata dan perekonomian kedua negara. "Pembukaan rute ini diharapkan menjadi katalisator bagi peningkatan arus wisatawan kedua negara. Denpasar sebagai gerbang utama menuju Bali, destinasi pariwisata dunia, kini lebih mudah dijangkau oleh warga Perth dan sekitarnya," ujar Direktur Utama TransNusa, Bayu Sutanto, Rabu (15/1/2025) di Denpasar. Sebaliknya, Perth yang terkenal sebagai salah satu kota paling layak huni di dunia dengan keindahan alam, budaya yang kaya, dan peluang bisnis yang menjanjikan, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan Indonesia. Penerbangan rute ini akan dijadwalkan berangkat dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (DPS) menuju Bandara Internasional Perth (PER) Terminal 1, pukul 09.10 WITA dan tiba di Perth pukul 12.50 waktu setempat. Untuk rute sebaliknya, penerbangan akan berangkat dari Bandara Internasional Perth (PER) Terminal 1, pukul 13.35 waktu Perth dan tiba di Denpasar pukul 17.20 WITA. Rute penerbangan Denpasar-Perth akan dimulai dengan frekuensi 3 kali seminggu pada hari Senin, Kamis, dan Sabtu. "Mulai 12 April 2025, jadwal ini akan ditingkatkan menjadi 4 kali seminggu, yakni setiap Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu. Mulai 1 Juni 2025, penerbangan ini akan tersedia setiap hari, memberikan fleksibilitas lebih bagi para penumpang untuk merencanakan perjalanan mereka," ungkap Bayu Sutanto. (adi/suteja)
Baca juga:
Indonesia Menjadi Mesin Ekonomi Utama di Asia Tenggara