DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Di balik megahnya pelinggih-pelinggih yang baru rampung dipugar di Pura Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih, Puseh Kanginan, Desa Adat Pedungan, tersimpan sebuah kisah cinta dan pengorbanan leluhur yang menjadi cikal bakal berdirinya pura tersebut. Upacara Pedudusan, Ngenteg Linggih, dan Mecaru Rsi Gana yang digelar bertepatan dengan Purnama Jiyestha, Senin (12/5/2025), tak hanya menjadi penanda selesainya pemugaran, namun juga pengingat akan sejarah spiritual yang diwariskan secara turun-temurun. Menurut catatan babad yang menjadi pegangan pengempon pura, Pura Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih didirikan berawal dari kisah seorang leluhur keluarga Arya Wang Bang Pinatih yang menikah ke Dalem Kepala. Dari pernikahan tersebut, lahir keturunan yang kemudian menjalin ikatan perkawinan dengan keluarga dari Pura Puseh Kawan, Desa Pakraman Pedungan. Sebuah ujian berat sempat menghampiri sang leluhur ketika diminta untuk berbagi pasangan (dimadu). Niat untuk kembali ke tanah leluhur pun sempat terbersit. Namun, takdir berkata lain. Putra beliau melarang kepulangan tersebut, dan akhirnya sang leluhur bersedia tetap tinggal dengan satu syarat yang mendasar: dapat hidup berdampingan dengan keluarganya. Kisah inilah yang kemudian menjadi fondasi berdirinya Pura Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih. Tempat suci ini menjadi pengingat akan perjalanan hidup sang leluhur, pengorbanannya, dan bagaimana sebuah keputusan untuk tetap tinggal dengan syarat tertentu melahirkan sebuah tempat suci yang kini dihormati. Ketua Panitia Karya, I Nyoman Kertajaya, menjelaskan bahwa pemugaran seluruh pelinggih, yang menelan biaya sekitar Rp 400 juta dari dana swadaya keluarga besar Arya Wang Bang Pinatih, merupakan wujud bakti dan upaya melestarikan warisan leluhur. Pelinggih-pelinggih seperti Taman, Pertiwi, Tajuk, hingga Gedong Pratima telah diperbaiki secara menyeluruh. "Semoga dengan memperbaiki pura ini dan menggelar upacara dengan tulus, para pengempon dan masyarakat mendapatkan kerahayuan," harap Kertajaya. Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, yang hadir dalam upacara dan menandatangani prasasti Penabeng Pura, mengapresiasi hasil pemugaran yang dinilai sangat baik. Ia berharap upacara ini dapat semakin mempererat tali persaudaraan dan memberikan kerahayuan bagi pengempon serta krama Desa Adat Pedungan. Dengan rampungnya pemugaran dan suksesnya upacara, Pura Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih diharapkan tidak hanya menjadi pusat spiritual yang semakin kokoh, namun juga penjaga kisah dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur keluarga Arya Wang Bang Pinatih. Sebuah kisah cinta dan pengorbanan yang abadi dalam wujud sebuah pura. (fathur/suteja)
Baca juga:
Aplikasi ASIK, Pencatatan Imunisasi Berbasis Elektronik