Search

Home / Sorot / Edukasi

I Gusti Ayu Rapeg: Kartini dari Bali

Editor   |    22 April 2025    |   18:13:00 WITA

I Gusti Ayu Rapeg: Kartini dari Bali
ILUSTRASI: Dalam suasana tradisional Bali, I Gusti Ayu Rapeg dengan penuh dedikasi mengajarkan membaca dan menulis, fondasi bagi pemberdayaan perempuan di Pulau Dewata. (podiumnews)

“Sejajar dengan Kartini di Jawa, hadir I Gusti Ayu Rapeg (Biografi Kemdikbud, 1917) di Denpasar, seorang visioner yang dengan pena memberdayakan perempuan Bali, merobek tirai ketidakberdayaan.”

DARI jantung Pulau Seribu Pura, di mana tradisi bersemi sekuat akar beringin, muncul seorang perempuan dengan visi setajam keris pusaka. I Gusti Ayu Rapeg, lahir di Denpasar pada 11 Mei 1917 (Biografi Gusti Ayu Rapeg, Repositori Kemdikbud, 1998/1999), bukan hanya penghuni Puri Belaluan. Ia adalah Kartini-nya Bali, seorang pembuka jalan yang menuntun perempuan keluar dari labirin ketidaktahuan menuju gerbang pengetahuan.

Seperti halnya Kartini yang resah melihat keterbatasan perempuan Jawa, Rapeg pun merasakan denyut keprihatinan yang sama terhadap nasib perempuan Bali.

Di tengah kungkungan tradisi dan minimnya akses pendidikan, Rapeg melihat literasi sebagai kunci pembebasan. Maka, pada tahun 1936, di jantung Puri Belaluan, ia menggerakkan "Poetri Bali Sadar" (PodiumNews), sebuah inisiatif yang membahana lebih dari sekadar kelas-kelas belajar mengeja.

"Keanggotaan `Putri Bali Sadar` dibatasi untuk wanita Bali yang bisa membaca dan menulis atas keputusan beliau sebagai pemimpin," demikian tertulis dalam "Biografi Gusti Ayu Rapeg" (Repositori Kemdikbud, 1998/1999).

Keputusan ini mencerminkan visi Rapeg yang jauh ke depan, sebuah keyakinan bahwa kualitas pendidikan dan kesadaran harus menjadi fondasi perubahan. Ia tak hanya ingin sekadar memberantas buta huruf, namun juga melahirkan agen-agen perubahan yang cerdas dan berdaya.

"Menyadarkan dan memajukan perempuan Bali melalui pendidikan agar dapat berperan aktif dalam masyarakat," demikian esensi perjuangan Rapeg yang dianalisis dalam artikel ilmiah "Peranan I Gusti Ayu Rapeg Sebagai Pejuang Pendidikan Kaum Perempuan di Bali Masa Pergerakan Nasional" oleh Ibnu Latif Pradana (2023). Seperti Kartini dengan surat-suratnya yang menggugah, Rapeg dengan tindakan nyata membangun jembatan pengetahuan. Puri Belaluan menjadi Jepara-nya Bali, tempat di mana mimpi-mimpi tentang perempuan yang terdidik dan berdaya mulai dirajut.

Kurikulum "Poetri Bali Sadar" melampaui sekadar kemampuan membaca dan menulis. Rapeg, layaknya Kartini yang memperjuangkan pendidikan holistik, membekali perempuan Bali dengan pengetahuan tentang kesehatan, pengelolaan keuangan, dan pemahaman akan hak-hak mereka dalam konteks adat dan hukum (PodiumNews). Ia adalah Kartini yang beraksi di tengah masyarakatnya, menyentuh langsung kebutuhan kaumnya.

Pengakuan sebagai "Tokoh Inspiratif Bangsa" (Tokoh Inspiratif Bangsa, Perpustakaan Arsip Nasional Republik Indonesia, Ajisman et al., 2017) mengukuhkan posisi I Gusti Ayu Rapeg sebagai Kartini dari Bali. Semangatnya yang membara untuk memajukan perempuan melalui pendidikan dan kesadaran, mengingatkan kita pada api perjuangan Kartini di masa lalu. Meskipun medan perjuangan dan metodenya berbeda, tujuan luhur mereka adalah sama: emansipasi perempuan.

Maka, I Gusti Ayu Rapeg adalah Kartini dari Bali, intan dari Belaluan yang cahayanya terus bersinar, menerangi jalan bagi generasi perempuan Bali untuk meraih pendidikan, kesetaraan, dan peran yang lebih bermakna dalam masyarakat.

Jejak perjuangannya adalah warisan berharga, bukti bahwa semangat emansipasi tidak mengenal batas geografis, dan di setiap sudut Nusantara lahir Kartini-Kartini yang berjuang untuk kemajuan kaumnya. (isu/suteja)


Baca juga: DP2KBP3A Gelar Pemilihan Duta Anak Badung Tahun 2023