Search

Home / Aktual / News

Kelola Tambang Emas Tumpang Pitu, BSI Terapkan Teknologi Ramah Lingkungan

   |    05 Januari 2019    |   14:32:54 WITA

Kelola Tambang Emas Tumpang Pitu, BSI Terapkan Teknologi Ramah Lingkungan
Tambang emas Tumpang Pitu yang dikelola PT BSI

BANYUWANGI, PODIUMNEWS.com-Kehadiran P.T. Bumi Suksesindo (BSI) sebagai pengelola tambang emas Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur dengan sistem teknologi ramah lingkungna ternyata juga berandil cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.

Hal ini terungkap dari penjelasan Corporate Communications Manager P.T. BSI, T. Mufizar Mahmud. Menurut dia, dampak positif aktivitas tambang yang dilakukan di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi diberikan dalam bentuk program Corporate Social Rsponsibility(CSR) atau tanggung jawab sosial perusahan yang mencakup bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi (UMKM), kelestarian lingkungan serta infrastruktur.

“Komitmen kami, 1 sampai 1,5 persen pendapatan kotor dari perusahaan untuk program CSR. Seperti bidang pendidikan (beasiswa, penyediaan bus sekolah untuk anak-anak warga sekitar tambang, merehabilitasi sekolah-sekolah), bidang kesehatan (pengobatan gratis), bidang infrastruktur (membangun jalan), bidang pemberdayaan ekonomi (UMKM), dan lain-lainnya," jelas dia terhadap sejumlah awak media Bali yang melihat langsung aktivitas penambangan emas, di Banyuwangi, dari 21-23 Desember 2018.

Untuk tahun 2018, dana yang telah dikeluarkan P.T. BSI telah mencapai Rp 25 miliar lebih untuk membantu masyarakat di sekitar tambang. Selain itu, di bidang lingkungan, PT BSI menerapkan sistem teknologi ramah lingkungan. Contohnya, tidak membuang limbah dalam proses aktivitas penambangan ke laut.

“Kami tidak membuang limbah ke laut. Yang kami lakukan memindahkan dari gunung ke tempat area pelindihan dan dalam proses penambangan kami tidak menggunakan merkuri,” ujarnya.

Ia menambahkan tata pengelolaan tambang juga dilakukan dengan cukup baik dan efektif serta efisien. Karena, menggunakan teknologi yang sangat ramah lingkungan. “Bisa dikatakan, tambang kami ini merupakan tambang yang sangat efisien satu-satunya di Indonesia,” tutur Mufizar lagi.

Tahun 2017 adalah milestone penting bagi P.T. BSI, karena berhasil mencapai produksi perdana emas dan perak dari Tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur. Yaitu, 142.468 ounce (oz) emas dan 44.598 oz perak sepanjang 2017.

Pada tahun 2018 produksi emas P.T. BSI ditargetkan meningkat menjadi 155.000 ounce (oz) – 170.000 oz emas. Sampai semester I 2018, produksi emas sebanyak 83.713 oz dan perak 48.226 oz. Tahun ini target peremukan bijih, penumpukan dan pengolahan emas sebanyak 6,2 juta ton.

Target tersebut sejalan dengan ekspansi lapisan oksida sebesar dua kali lipat menjadi 8 juta ton per tahun dan akan rampung pada kuartal pertama 2019.

PT BSI berhasil mengelola tambang dan memproduksi emas di Tambang Tujuh Bukit secara efisien melalui penggunaan teknologi heap leach (pelindihan) yang memperhatikan aspek lingkungan.

Melalui pemanfaatan teknologi yang tepat dan kontrol kinerja yang baik, produksi emas di Tambang Tumpang Pitu sangat efisien. Efisiensi produksi emas dipengaruhi juga teknologi penambangan yang menggunakan model heap leach yang menggunakan sistim SAG (Semi Autogenous Grinding) Mil.

Ditambahkan, PT BSI juga mampu melakukan efisiensi produksi berkat jarak pengangkutan bahan baku emas yang lebih dekat. Serta konsumsi sianida dan konsumsi listrik yang lebih rendah dari perkiraan.

“PT BSI memulai produksi penambangan bijih perdana pada Desember 2016. Di tahun yang sama, BSI ditetapkan sebagai obyek vital nasional (Obvitnas) karena mengelola sumber daya mineral Tumpang Pitu yang merupakan aset strategis negara,” jelasnya.

Pelaksanaan aktivitas teknikal, operasional, administratif dan hubungan eksternal lainnya dilakukan P.T. BSI dengan melibatkan sekitar 1.500 karyawan. Dari jumlah itu 99% WNI dan hampir 62% merupakan anak-anak muda Kabupaten Banyuwangi. (ISU/PDN)


Baca juga: Paska Gempa Lombok, Ribuan Wisatawan Mulai Dievakuasi