SURABAYA, PODIUMNEWS.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pasangan Presiden Prabowo-Gibran mendapat respons positif sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah. Menurut, Prof Dr Antun Mardiyanta Drs MA, Guru Besar Administrasi Publik FISIP UNAIR, mengungkapkan bahwa program ini berpotensi besar, namun di sisi lain, pelaksanaannya menghadapi tantangan besar terkait keragaman geografis, sosial, dan ekonomi Indonesia. Ia menambahkan, kondisi geografis Indonesia yang sangat beragam membutuhkan pendekatan implementasi yang adaptif, bukan seragam. "Strategi implementasinya tidak bisa seragam untuk seluruh wilayah Indonesia. Kondisi wilayah RI sangat beragam," katanya dalam keterangan tertulis pada, Senin, (3/2/2025). Ia menekankan pentingnya evaluasi periodik untuk menyempurnakan desain kebijakan yang telah diterapkan. "Salah satu dampak langsung dari program ini adalah meningkatnya partisipasi siswa, namun di sisi lain, kantin sekolah mengeluhkan penurunan pendapatan akibat kebijakan ini," terangnya. Menurut Antun, solusi untuk masalah ini adalah dengan memberdayakan pengelola kantin sebagai mitra penyedia makanan bergizi. "Transparansi dan akuntabilitas proses rekrutmen mitra akan menjadi pembelajaran yang sehat untuk semua," ujarnya. Ia menyebut, pengawasan yang berbasis risiko menjadi kunci untuk menghindari masalah, seperti keracunan makanan, yang dapat mengancam keberhasilan program ini. "Pemerintah bisa mendayagunakan seluruh aparat pengawasan yang relevan untuk menjamin program strategis ini efektif. Partisipasi masyarakat dan media juga sangat penting," tambah Antun. Terakhir ia menyebut. Kebijakan MBG merupakan langkah berani dalam mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia. "Namun, kesuksesan program ini tidak hanya bergantung pada kebijakan yang baik, tetapi juga pada pelaksanaan yang efektif dan partisipasi aktif dari seluruh pihak terkait," pungkasnya. (Fathur)