Search

Home / Aktual / News

HUT Kedua IMB, dari Kontes Tato Hingga Free Style untuk Mengubah Stigma

   |    11 Februari 2019    |   13:50:15 WITA

HUT Kedua IMB, dari Kontes Tato Hingga Free Style untuk Mengubah Stigma
Salah seorang peserta kontes tato dalam HUT ke-2 IMB.

TABANAN, PODIUMNEWS.com - Ada hal cukup menarik dari perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-2 Ikatan Matic Bali (IMB) yang digelar Minggu (10/2) di wantilan Monumen Pujaan Bangsa Margarana, Tabanan.

Perkumpulan yang beranggotakan sekitar 300 pencinta motor matik dari seluruh Bali ini menggelar sejumlah kegiatan, mulai dari kontes tato, pameran modifikasi motor hingga free style.

Dari sejumlah kegiatan yang digelar, IMB seakan ingin mengubah stigma negatif dari masyarakat terhadap klub motor yang melekat selama ini. Bahwa kegiatan yang mereka lakukan sebetulnya adalah bagian dari untuk mengekspresikan diri serta tetap mampu memberi nilai-nilai positif bagi masyarakat luas.

Misalnya kegiatan kontes tato yang berhasil menyedot perhatian luas dari pengunjung adalah merupakan bagian dari sebuah ekspresi karya seni bagi para pelakunya. Kegiatan kontes keahlian ekspresi merajah tubuh ini sendiri diikuti oleh 73 peserta yang berasal dari seluruh Bali.

Panitia Kontes Tato, Ni Putu Astridayanti menyebutkan kali ini kategori yang dilombakan adalah kategori black and grey dan colour. Sedangkan penilaian yang diberikan dewan juri meliputi unsur bentuk ekspresi seni, arsiran, dan garis simetris.

Sementara menurut dia, dewan juri sendiri berasal dari kalangan artis tato yang sudah cukup terkenal di Bali dan sering mengikuti sejumlah kontes toto internasional.

“Kami ingin memberi ruang ekspresi bagi seniman tato di Bali karena masih sangat jarang ada event sejenis seperti ini, sehingga mereka akhirnya lebih memilih tampil di luar negeri,” terang astrid.

Penampilan para seniman tato Bali di kancah internasional itu lanjutnya, ternyata mampu meraih apresiasi dari artis tato luar negeri sehingga derajat seni tato Bali ikut terangkat.

"Seperti baru-baru ini, seniman toto kita mendapat undangan untuk tampil di Hawai dan Australia. Mereka menilai seni tato di Bali terbilang unik dan punya karakteristik," jelasnya sembari menambahkan hal ini menarik wisatawan asing pencinta seni tato untuk datang ke Bali.

"Sebetulnya seni tato juga mampu menjadi media promosi dan potensi baru bagi pariwisata Bali," imbuhnya.

Di sisi lain ia menilai, seni tato di Bali telah tumbuh menjadi industri atau ladang bisnis bagi pelakunya. Hal ini dilihat dengan makin maraknya bermunculan studio seni tato hingga ke pelosok pedesaan di Bali.

"Ada yang sudah dikelola secara bisnis profesional khususnya di pusat-pusat daerah pariwisata seperti Kuta dan Canggu. Ada juga yang masih dikelola dalam skala industri rumah tangga dan harganya pun masih pertemanan," ujarnya menjelaskan.

Menurutnya pertumbuhan seni tato di Bali sebagai industri bisnis baru tak lepas dari perubahan cara pikir masyarakat yang tidak lagi memberi konotasi negatif terhadap seni tato.

“Kalau dulu tato selalu diidentikan dengan kriminal, tapi saat ini tato dilihat sebagai karya seni. Di mana perbedaannya adalah seniman tato menuangkan ekspresi seni mereka pada tubuh manusia,” tambahnya.

Pernyataan astrid bukalah isap jempol belaka, terbukti sejumlah model dalam kontes tato juga diikuti kaum hawa. Misalnya Ocha (24) asal Ubud, Gianyar, ia telah menekuni dunia tato sejak masih duduk di bangku SMA.

Bagi Ocha, tato merupakan sebuah bentuk eksprsi seni dari dirinya. Menurut dia, banyak kaum hawa seperti dirinya juga menyukai seni tato. Bahkan mereka sekarang tidak canggung lagi mengekspresikan diri akan kesukaan terhadap seni tato.

“Saat ini tato sudah dianggap hal yang lumrah. Bagian dari sebuah karya seni bukan kriminal. Jadi melalui tato kita bisa menunjukan karya seni yang medianya tubuh. Yang membedakan dengan seni lain adalah medianya saja,” ungkap Ocha.

Sementara itu Ketua Panitia HUT IMB ke- 2, Kadek Edi Setiawan mengungkapkan, selain digelar kontes tato juga dtampilkan free style yang bekerjasama dengan Polsek Marga.

Polsek Marga dalam kegiatan ini memberikan sosialisasi tentang pegetahuan larangan mengendari sepeda motor bagi pengendara di bawah umur.

“Acara ini bertujuan untuk menghilangkan kesan negatif dari club motor yang ada selama ini. Dalam acara ini kami juga memperkenalkan safety riding dalam berkendara di jalan raya,” tandasnya. (ISU/PDN)

Baca juga :
  • PKB Sumbang Rp192 Miliar ke Ekonomi Denpasar
  • Kapal Kandas di Gilimanuk, 269 Penumpang Dievakuasi Selamat
  • Polda Bali Angkut 50 Karung Sampah Laut di Benoa