NEGARA, PODIUMNEWS.com - Gedung Mall Pelayanan Publik (MPP) yang dibangun saat era kepemimpinan Bupati Putu Artha dan Kembang Artawan, kini kondisinya sangat memprihatinkan. Gedung megah yang dibangun di atas lahan milik Pemprov Bali seluas 60 are itu, kini seperti rumah hantu karena seluruh bangunan gedung sudah tertutup tumbuhan belukar jenis awar-awar (ficus septica) dan pohon singapur atau ceri (muntingia calaburu). Pantauan di lapangan, gedung yang berlokasi persis di belakang gedung Balai Penyuluhan Pertanian itu, selain tidak memiliki akses jalan masuk, seluruh halaman termasuk dinding tembok sudah dijalari tanaman rambat yang menutup permukaan dinding. Masyarakat sekitar mengaku tidak tahu, untuk apa gedung megah yang konon dibangun dengan dana Rp 7 milyar itu. " Saya tidak tahu untuk apa gedung itu dibangun, karena sejak selesai dibangun sekitar dua tahun lalu sampai sekarang tak pernah difungsikan," kata salah seorang warga, Minggu (14/8). Karena banyak tanaman liar yang tumbuh bahkan sampai ada yang masuk ke dalam bangunan, menurut warga tadi menjadikan kesan bangunan angker. Apalagi tidak ada akses jalan masuk, sehingga gedung yang berarsitektur perpaduan Bali modern itu benar-benar auranya angker. Pantauan di lapangan, Minggu (14/8), secara fisik bangunan gedung sebenarnya sudah rampung, bahkan jaringan PLN dan jaringan mikrofon sudah terpasang. Di sebelah timur bangunan juga sudah dilengkapi dengan gerai ATM. Tulisan "Mall Pelayanan Publik" yang menggunakan huruf timbul pada dinding sudah tidak kelihatan, karena tertutup tumbuhan liar. Begitu juga anjungan gedung di depan, sudah tidak tampak lagi karena sudah ditumbuhi rumput. Sementara di bagian dalam bangunan masih kosong, tidak ada perlengkapan kantor seperti furniture. Dari berbagai informasi yang dihimpun, gedung MPP tersebut menggunakan anggaran APBD induk tahun 2019 sebesar Rp 7 milyar. Dana sebesar itu direncanakan untuk pembangunan fisik gedung MPP sampai finishing. Artinya proyek gedung dikerjakan sampai tuntas melalui anggaran APBD induk 2019 senilai Rp 7 milyar. Sementara untuk sarana dan prasarana seperti interior, furniture dan perlengkapan lainnya akan dianggarkan tahun berikutnya. Bupati Jembrana I Nengah Tamba, sempat meninjau bangunan MPP tersebut pada April lalu. Pengganti Bupati Putu Arta ini mengaku prihatin melihat kondisinya dan berjanji akan melanjutkan proses pembangunanya. Hanya saja, sampai saat ini belum jelas apakah janji itu bisa direalisasikan tahun ini apa tahun depan. (Edy)
Baca juga :
• WNA Arab Saudi Hilang di Pantai Batu Belig
• Akses Denpasar–Gilimanuk Terganggu, Perbaikan Jalan Dikebut
• Koster Minta Media Mainstream Tangkal Hoaks di Bali