Podiumnews.com / Aktual / Olahraga

FIFA Tak Bahas Soal Israel, Tapi Kanjuruhan

Oleh Editor • 30 Maret 2023 • 17:44:00 WITA

FIFA Tak Bahas Soal Israel, Tapi Kanjuruhan
Poster Piala Dunia FIFA U20 di Indonesia (pssi)

ALASAN jelas pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yang diumumkan FIFA melalui situs resminya, pada Rabu (29/3) malam, masih menyisakan tanya.

Pasalnya, dalam pernyataan resminya, FIFA tak sekalipun menyinggung soal alasan pembatalan itu karena adanya penolakan sebagian pihak terhadap tim sepakbola Israel bermain di Indonesia, sebagaimana dugaan banyak orang.

Mengawali pernyataan, disebutkan Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah bertemu dangan Presiden FIFA Gianni Infantino.

“FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2023™,” tulis FIFA dalam keterangan resminya itu tanpa memperjelas keadaan saat ini dimaksud.

Kendati dibatalkan di Indonesia, tanggal penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tidak akan berubah dengan tuan rumah baru yang bakal segera diumumkan. Gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 juga akan berimbas sanksi terhadap PSSI.

Selanjutnya FIFA justru menyinggung soal Tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan ratusan orang suporter pada 1 Oktober 2022 lalu. “FIFA ingin menggarisbawahi bahwa terlepas dari keputusan tersebut, tetap berkomitmen untuk aktif membantu PSSI, bekerja sama erat dan dengan dukungan pemerintahan Presiden Widodo, dalam proses transformasi sepakbola Indonesia pasca tragedi yang terjadi pada Oktober 2022,” tulis rilis FIFA.

FIFA memastikan akan terus mengirimkan anggotanya untuk hadir di Indonesia dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada PSSI di bawah kepemimpinan Presiden Thohir. “Pertemuan baru antara Presiden FIFA dan Presiden PSSI untuk pembahasan lebih lanjut akan dijadwalkan dalam waktu dekat,” tutup FIFA dalam rilisnya.

PSSI sebut Penolakan Israel

Sebelumnya, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) lebih awal yang menyebutkan bahwa alasan pembatalan Drawing Piala Dunia FIFA U20 di Denpasar, Bali, kerena adanya penolakan dari Gubernur Bali terhadap kehadiran Tim Nasional Israel dalam perhelatan Piala Dunia FIFA U20.

Dalam rilis resmi dimuat laman PSSI pada Minggu (26/6) itu, disebutkan bahwa PSSI tengah mengkalkulasi dampak buruk yang dapat terjadi terhadap persepakbolaan Indonesia pasca pembatalan Drawing Piala Dunia FIFA U20 di Denpasar, Bali. Awalnya, Drawing atau pembagian grup negara peserta Piala Dunia FIFA U20 tersebut akan dilaksanakan pada 31 Maret 2023.

“Pengukuran risiko tersebut perlu dilakukan demi menentukan langkah – langkah yang perlu dilakukan agar persepakbolaan Indonesia terselamatkan. Hingga saat ini, PSSI belum mendapatkan alasan resmi yang menyebabkan FIFA membatalkan acara Drawing tersebut,” tulis PSSI dalam keteranganya itu.

Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster menolak kehadiran Tim Nasional Israel dalam perhelatan Piala Dunia FIFA U20. Bagi PSSI, ini dapat menjadi alasan bagi FIFA untuk membatalkan Drawing Piala Dunia FIFA U20. Karena, bagi FIFA, penolakan Gubernur tersebut sama dengan membatalkan garansi penyelenggaraan yang telah dikeluarkan pemerintah Provinsi Bali.

Padahal sebelumnya, Gubernur Bali sudah menandatangani Government Guarantee untuk menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 termasuk didalamnya Drawing Piala Dunia U-20.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga mengungkapkan, PSSI akan mengantisipasi kemungkinan terburuk dari keputusan FIFA tersebut. “Kami dari PSSI sedang memikirkan penyelamatan sepakbola Indonesia. Karena sanksi FIFA bisa mengucilkan sepakbola Indonesia dari dunia,” ujarnya sebagaimana dikutip.

PSSI, kata Arya, memahami sulitnya memisahkan politik dan olahraga. Oleh karena itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri sebagai penanggung jawab diplomasi dan politik luar negeri Indonesia dan dengan Kemenpora sebagai Inafoc atau penanggung jawab pelaksana Indonesia.

“Ketua umum juga akan melaporkan kepada Bapak Presiden pada kesempatan pertama untuk mencari solusi untuk semua ini baik secara diplomasi maupun politik luar negeri untuk bagaimana menyelamatkan sepakbola Indonesia yang kita cintai,” kata Arya.

Dia meminta semua pecinta sepakbola di Indonesia dan semua masyarakat Indonesia yang ingin persepakbolaan tanah air lebih maju, untuk bersikap tenang. “Kami akan mencoba mencari solusi yang terbaik. Sepakbola Indonesia harus kita selamatkan bersama sama,” ujar Arya.

Dalam beberapa hari terakhir ini muncul kekhawatiran netizen penggemar bola di sosial media terkait nasib penyelenggaraan Piala Dunia U20 di Indonesia. Muncul Trending topic yang berisikan kondisi kelam persepakbolaan tanah air jika Indonesia gagal menjadi penyelenggara Piala Dunia U20 di Indonesia.

Jika Indonesia batal menyelenggarakan Piala Dunia FIFA U20 tahun 2023 maka netizen mengkhawatirkan sejumlah hal. Pertama, Indonesia akan dibekukan oleh FIFA. Kedua, Indonesia bisa dikecam oleh negara - negara lain karena tidak melaksanakan amanat FIFA.

Ketiga, Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA. Keempat, Indonesia tidak akan memiliki kesempatan kembali untuk dipilih FIFA menjadi tuan rumah ajang olahraga.

Kelima, Indonesia akan dicoret sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034. Keenam, federasi olahraga dunia akan mempertimbangkan untuk tidak memilih Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga termasuk olimpiade.

Ketujuh, Indonesia akan dikecam karena bertindak diskriminatif mencampuradukan olahraga dengan politik. Kedelapan, Pemain, pelatih, wasit, klub dan masyarakat kehilangan mata pencaharian dan 500.000 orang lebih terdampak langsung kalau sepakbola Indonesia terhenti.

“Kesembilan, Timnas U16, U19, U20 tidak boleh ikut serta dalam ajang sepakbola internasional jika FIFA membekukan PSSI dan berdampak hilangnya potensi ekonomi hampir triliunan rupiah,” tutup PSSI dalam rilisnya itu. (rik/sut)