TABANAN, PODIUMNEWS.com – Tarian Joged Bumbung yang ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tercederai citranya karena terstigma sebagai tarian goyang jaruh atau porno. Hal ini disebabkan pengaruh tren negatif yang justru perkembangannya malah diikuti oleh sebagian dari seniman pelaku joget bumbung itu sendiri. Akhirnya, lambat laun pun tarian ini diidentikan dengan goyang jaruh. Untuk menghapus stigma buruk itu, Paiketan Seniman Tabanan (PST) akan menggelar workshop Pakem Joged Bumbung Tradisi menuju Modernisasi. Sebelum workshop itu digelar, Ketua PST I Nyoman Ardika alias Sengap menemui Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya guna meminta dukungan, pada Selasa, (11/4) di Tabanan. "Sebagai Bupati, saya berharap dengan adanya workshop ini kemudian akan menelurkan atau menghasilkan sebuah keputusan mengenai tatanan tari Joged Bumbung. Yang pada nantinya akan menjadi acuan dari sekaa-sekaa joged yang ada di Tabanan," kata Bupati Sanjaya. Lebih jauh Sanjaya juga berharap, PST mampu berkontribusi terhadap perkembangan dan pelestarian seni tradisi budaya yang ada di Tabanan. Sengap mengatakan bahwa workshop in bertujuan menumbuhkembangkan seni joged di Tabanan sehingga gilirannya dapat menjadi daya tarik tersendiri. Maka sebagai langkah awal adalah dengan menghapus stigma joget bumbung yang selalu dihubungkan dengan tarian striptis oleh kebanyakan masyarakat yang cuma memikirkan goyangan. "Padahal satu kesatuan joged, goyangan yang dimunculkan itu tidak ke depan-ke belakang, tapi ke samping. Akan tetapi di zaman sekarang ini adaya goyang muter,” jelas Sengap menceritakan awal mula goyang jaruh mempengaruhi joget bumbung. Nah, melalui workshop inilah ia berharap, pelan-pelan pengaruh tren negatif dan stigma buruk yang melekat pada Joget Bumbung dapat terhapus. Dan, penari joged di Tabanan akan kembali memperhatikan sesaluk tari Joget Bumbung. Dalam artian, menari dengan cantik dan berkarisma, metaksu dan menarik. “Tujuan workshop adalah untuk mempertahankan seni budaya joged di Tabanan. Karena selain merupakan lumbung pangannya Bali juga menjadi lumbung jogednya Bali,” ucapnya. Workshop ini akan diikuti120 peserta, dari 60 sekaa joged yang ada di Tabanan. (adi/sut)
Baca juga :
• Joged Erotis Mengancam Bali
• Universitas Ngurah Rai Jaga Pelestarian Budaya Lewat Lawar
• Denpasar Andalkan 'Pararem' Atasi Krisis Sampah