WALAU sempat gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20, namun penggemar sepak bola tanah air dapat sedikit terhibur. Pasalnya, Indonesia kembali ditunjuk FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17. Jangan sampai kesempatan kedua ini kembali gagal. Maka para politisi harus menahan diri agar tidak lagi mempolitisasi sepak bola apalagi sampai merusak kebanggaan nasional, terlebih terhadap harapan bintang muda bola kita. Biarkan mereka menjadikan momen langka ini sebagai ajang penting mengasah dan menguji bakat dimiliki berkompetisi pada level dunia untuk tingkat usia remaja. Kompetisi ini akan membentuk kesadaran bakat-bakat belia calon bintang bola masa depan Indonesia tersebut bahwa untuk unggul di tingkat dunia sangat dibutuhkan keyakinan mental juara. Semua itu dapat dimiliki dengan kemampuan yang juga harus unggul melalui proses latihan luar biasa keras untuk menghadirkan kesempurnaan dalam permainan sepak bola. Tentu modal itu belumlah cukup untuk Indonesia memiliki bintang muda bola masa depan berkelas dunia. Nah, disini harus ada peran negara yang membutuhkan kehadiran campur tangan politisi melalui kebijakan, anggaran dan pembangunan infrastuktur diperlukan. Tapi kembali para politisi ini perlu diingatkan bahwa jangan lagi menjadikan olahraga terutama sepak bola sebagai gimmick politik untuk kepentingan elektoral yang bersifat sesaat hanya demi meraih simpati bertujuan meraup suara. Bagi Indonesia Piala Dunia U-17 2023 sebagai awal debut untuk mengetahui sejauhmana pembinaan sepak bola kita telah mampu melahirkan bakat-bakat muda dengan kemampuan permainan mumpuni standar internasional. Sebab tim muda Indonesia telah membuktikan kehebatannya di tingkat Asia Tenggara. Indonesia, antara lain, juga berjaya di turnamen ASEAN Football Federation (AFF) U-19 pada 2013 dan kompetisi U-22 pada 2019. Terakhir, tim Indonesia menang di kejuaraan U-16 tahun lalu. Kini sudah saatnya, mereka juga harus mampu membuktikan pada tingkat lebih tinggi lagi yakni tingkat Asia bahkan dunia. Tak hanya sampai kategori junior tapi berlanjut sampai tingkat senior. Memang untuk membangun tim sepak bola yang kuat merupakan proses panjang yang diawali pengembangan talenta. Negara berpenduduk terbesar keempat di dunia ini tidak pernah kekurangan pemain sepak bola berbakat. Sayangnya, tidak ada sistem yang bisa menjamin berkembangnya bibit pemain sepak bola dan pada akhirnya melahirkan pemain-pemain berkualitas sampai tingkat senior. Kembali lagi disinilah, peran negara melalui pengambil kebijakan yang berada di tangan politisi untuk menunjukan keberpihakan mereka secara tulus terhadap sepak bola sebagai cabang olahraga paling digemari penduduk nusantara. Caranya, dengan memberikan apa yang dibutuhkan masyarakat sepak bola kita, dan mempercayakan sepenuhnya pengelolaan kepada mereka. Dengan begitu kita berharap dunia sepak bola tanah air akan dapat melahirkan bakat-bakat muda yang selanjutnya menjadi pemain bintang sepak bola masa depan Indonesia yang mampu berprestasi di tingkat dunia. (*)
Baca juga:
Sasar Turis Berkualitas