KINI kaum perempuan Bali telah banyak menduduki jabatan penting di pemerintahan, namun masih sedikit yang menulis buku. Dari sedikit itu adalah Ni Wayan Giri Adnyani yang menduduki jabatan sebagai Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Jabatan ini termasuk dalam sturuktural eselon I.a atau jabatan tertinggi bagi birokrat karir dari kalangan aparatur sipil negara (ASN). Prestasi karir jabatan struktural I.a yang diembannya itu terbilang masih sangat jarang diraih oleh kalangan birokrat perempuan Bali. Ia sendiri memulai karirnya di Kemenparekraf sebagai pengajar bahasa Inggris pada tahun 1989. Saat itu, institusi ini masih bernama Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Depparpostel). Giri Adnyani adalah sarjana bahasa Inggris lulusan FKIP Udayana 1988. Ia kemudian mendapatkan gelar Master of Tourism dari Black Hills State University, di South Dakota, AS pada 1996. Selama karirnya, ia pernah menduduki sejumlah jabatan penting di kementerian yang kini dinahkodai Sandiaga Salahuddin Uno itu, hingga akhirnya pada Februari 2020 dilantik sebagai Sekretaris Kemenparekraf. Pada Jumat (8/12/2023) di Denpasar, ia meluncurkan buku tentang perjalanan tokoh-tokoh bangsa yang berjudul “Yang Memuliakan Indonesia dan Pariwisata”. Giri demikian ia akrab disapa menjelaskan buku ini mengundang para pembaca untuk menyaksikan pandangan yang mendalam para tokoh besar masa lalu terhadap potensi luar biasa pariwisata Indonesia. Mereka, seperti Soekarno, Hatta, Kartini, dan lainnya, dengan pemikiran yang penuh visi, memberikan komentar akan keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia. “Saya menulis tokoh-tokoh bangsa dari biografi mereka. Saya juga melihat bagaimana mereka berperan tentu saja yang pertama dari Ir Soekarno dan Ibu Inggit, yang kita tahu pernah dibuang ke Ende, NTT, lantas apa yang dipikirkan beliau di sana, tentu bagaimana Indonesia bisa merdeka dan memperbaiki kehidupan masyarakat melalui potensi yang ada termasuk dari keindahan alamnya,” ujarnya. Giri menuturkan, di sela-sela waktu Bung Karno di dalam perjalanannya ke negara-negara sahabat, tokoh Proklamator itu senantiasa memperkenalkan Indonesia sebagai negeri yang hijau dan indah. “Beliau selalu menyebut Indonesia seperti zamrud yang terbentang di khatulistiwa. Begitu pun dengan tokoh lain yang melalui perjalanan mereka, buku ini mengungkap bagaimana mereka menyaksikan dan menghargai potensi luar biasa pariwisata Indonesia. Mereka tidak hanya mengamati, tetapi juga memberikan inspirasi untuk memelihara dan memajukan kekayaan alam dan budaya kita,” terangnya. Giri menjelaskan, buku ini bukan sekadar penghormatan kepada mereka, tetapi juga sebuah undangan untuk merenungkan kembali dan memajukan warisan gemilang pariwisata Indonesia. Dengan tulisan yang mendalam dan penuh makna, buku ini membangkitkan semangat cinta dan kebanggaan terhadap Indonesia, sebuah negara yang memesona dan memukau. “Kalau saat ini kita menyebut Key Opinion Leader (KOL) pada saat itu beliau sudah mempromosikan Indonesia ke negara-negara yang dikunjungi. Bung Hatta juga Ibu sud melalui lagu-lagunya, lalu Ibu Kartini, ada juga tokoh dari Bali,” ujarnya. Pada kesempatan yang sama, Giri juga meluncurkan logo untuk komunitas pemberdayaan perempuan khususnya untuk membangun komunikasi dan jejaring. “Kita ada lebih dari 20 komunitas yang hadir di sini. Marilah kita saling support berpartisipasi membangun bangsa apapun tugas bapak-ibu saat ini,” ucapnya. Giri juga mengatakan, ini adalah platform yang dibuat instansinya untuk bisa saling berkomunikasi. “Karena kita bergerak di sektor parekraf mungkin kita membahas di sektor parekraf terlebih dahulu,” kata Giri. (adi/sut)
Baca juga:
Saatnya ‘Ngrombo’ Atasi Pelik Sampah di Bali