Menuju Bali Bebas Karies 2029
                            
DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Penjabat (Pj) Ketua TP PKK Provinsi Bali Ida Mahendra menginisiasi Gerakan Desa Peduli Gigi (DELIGI) menuju Bali Bebas Karies 2029 di Desa Temesi, Gianyar pada 28 April 2024 lalu.
Hal ini dalamg rangka menurunkan angka prevalensi karies, sekaligus mewujudkan "Indonesia Bebas Karies 2030" yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2015.
Deligi adalah desa yang penduduknya sudah mempunyai pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memelihara kesehatan gigi, sehingga karies gigi bisa dicegah dan ditanggulangi sejak dini.
Hal tersebut disampaikan Ida Mahendra dalam Rapat Sosialisasi DELIGI dan Penyusunan Pedoman DELIGI, di Jaya Sabha, Denpasar, Kamis (13/6/2024).
Kegiatan Desa Peduli Gigi (DELIGI) ini diharapkan untuk dapat diikuti oleh kabupaten/kota lainnya di Bali. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, prevalensi karies terbesar terdapat pada kelompok usia 5 tahun mencapai 93,4 persen, usia 12 tahun sebesar 68,8 persen, usia 15 tahun sebesar 68,1 persen, dab usia 35-44 tahun sebesar 92,1 persen. Sedangkan lansia usia 65-74 tahun yang mengalami karies sebesar 95,2 persen.
Ia menjelaskna bahwa penyakit pada gigi akan memberi pengaruh atau memicu penyakit pada organ lainnya. Terutama akan mengakibatkan stunting pada anak-anak dan gangguan gizi (kurang gizi) pada remaja. Sehingga mengakibatkan terganggunya pola makan, susah mengunyah lalu menyebabakan kekurusan/gangguan kesehatan dan kemudian menjadi stunting.
"Untuk diketahui bersama, karies gigi yang tidak dirawat akan berkembang menjadi karies rampan dan menyerang seluruh mahkota gigi, dengan melibatkan banyak gigi depan dan belakang, yang kemudian akan menyebabkan lepasnya gigi sulung sebelum waktunya.”
“Kondisi ini akan memberikan dampak negatif terhadap kemampuan anak untuk makan dan mendapat asupan gizi yang baik, yang nantinya juga akan mengakibatkan daya tahan tubuh melemah dan sakit", imbuhnya.
Ditambahkannya, untuk mewujudkan Bali Bebas Karies, kesehatan gigi di Bali harus menjadi prioritas utama yang dilakukan. Tidak boleh ada lagi satu keluarga satu sikat gigi. Ke depan, ada baiknya dalam upaya mencegah karies masyarakat Bali memiliki kesadaran diri, bahwa satu orang satu sikat gigi.
Dengan menjaga kesehatan gigi anak, maka kandungan gizi dapat secara optimal masuk ke dalam tubuh dan memiliki imbas pada penurunan stunting pada anak.
Rapat sosialisasi dan penyusunan pedoman DELIGI ini dihadiri pula oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Bali dr I Nyoman Gede Anom, Plt Kepala Dinas PMD Dukcapil Bali I Ketut Sukra Negara, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati drg Dewa Made Wedagama dan Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Bali. (adhy/suteja)