Pemotongan Anggaran Pendidikan,Ancaman atau Efisiensi?
SURABAYA, PODIUMNEWS.com - Pemotongan anggaran pendidikan yang tengah terjadi menimbulkan kegelisahan terkait kualitas pendidikan di Indonesia, terutama di tengah tantangan Indonesia Emas 2045.
Pemerintah berdalih langkah ini sebagai bagian dari efisiensi fiskal, namun banyak pihak, termasuk Pakar Sosiologi Pendidikan Universitas Airlangga, Prof Tuti Budirahayu, mengingatkan bahwa kebijakan ini perlu ditelaah lebih lanjut.
Menurut Prof Tuti, pemotongan anggaran harus hati-hati agar tidak mengganggu sektor-sektor krusial seperti infrastruktur pendidikan dan pengembangan kapasitas tenaga pengajar.
"Jika fasilitas sekolah yang rusak atau program pelatihan guru terancam dipotong, dampaknya bisa berbahaya bagi kualitas pendidikan," ucapnya dalam keterangannya, Jumat (21/2/2025).
Selain itu, pemotongan anggaran berisiko menurunkan moral tenaga pendidik dan mempengaruhi semangat belajar siswa.
"Program beasiswa dan KIP juga bisa terpengaruh, yang menambah ketidakpastian di masyarakat," sambungnya.
Namun, Prof. Tuti juga menilai efisiensi anggaran bisa menjadi peluang untuk memperbaiki penggunaan dana pendidikan yang kurang transparan selama ini. Dengan kontrol yang ketat, efisiensi dapat meningkatkan akuntabilitas.
"Namun, efisiensi yang tidak selektif dan sembarangan berisiko menghancurkan program yang esensial untuk kualitas pendidikan," tegasnya.
Pakar ini menyarankan agar penghematan anggaran dilakukan berbasis data dan audit menyeluruh, dengan memastikan sektor yang dipangkas bukan sektor yang menentukan kualitas pendidikan.
"Sebab, pendidikan bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga membentuk generasi yang cerdas dan siap menghadapi tantangan global," pungkasnya.