UNAIR Bahas Peran Zakat dalam Program MBG
SURABAYA, PODIUMNEWS.com -Belum lama ini, muncul usulan pemanfaatan dana zakat untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Lembaga zakat, termasuk Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan ormas Islam, diminta untuk mempertimbangkan skema penggunaan zakat sebagai bagian dari pendanaan program tersebut.
Merespons hal tersebut, Program Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) bekerja sama dengan Suara Muslim Radio Network dalam talkshow bertajuk "Peran Lembaga Filantropi Islam dalam Mendukung Program Makan Siang Gratis (MBG)". Kegiatan ini disiarkan langsung melalui radio dan kanal YouTube pada Jumat (21/2/2025).
Hadir sebagai narasumber, Prof. Dr Tika Widiastuti Wakil Dekan I Fakultas Vokasi Universitas Airlangga sekaligus Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Keuangan Sosial Islam, serta Prof Suparto Wijoyo SH M Hum, Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana UNAIR.
Dalam siaran tersebut, Prof Tika menegaskan bahwa negara memiliki tanggung jawab besar untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
“Program MBG memang sejalan dengan tugas negara dalam memenuhi kebutuhan dasar minimum masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa lembaga filantropi Islam, seperti BAZNAS dan LAZNAS, sudah lama memiliki program yang berfokus pada perbaikan gizi dan ketahanan pangan.
Terkait keuangan sosial Islam, Tika menegaskan bahwa zakat saja tidak cukup untuk mendukung program MBG.
Menurutnya, harus ada penguatan melalui instrumen keuangan sosial Islam lainnya, seperti wakaf.
“Potensi keuangan sosial Islam sangat besar. Jika dikelola dengan baik, maka perbaikan gizi sebagai salah satu fondasi menuju Indonesia Emas 2045 dapat terealisasi,” tegasnya.
Lebih lanjut, Prof Tika menyoroti perlunya kolaborasi dalam memperkuat program MBG.
“Program ini tidak hanya sekedar memberikan bantuan gizi, tetapi juga harus dapat memberdayakan mustahiq agar lebih mandiri secara ekonomi. Untuk itu, pengelolaan anggaran harus lebih optimal dan kolaborasi antara berbagai pihak, seperti pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan masyarakat, sangat diperlukan,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana UNAIR Suparto Wijoyo menyoroti bahwa program MBG tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membuka ruang bagi umat Muslim untuk beramal.
“Kesempatan berbagi dan beramal bukan hanya untuk mereka yang wajib membayar zakat. Semua masyarakat memiliki peluang untuk ikut serta dalam mendukung program ini,” pungkasnya. (fathur)