Singaraja: Kota Pendidikan, Ayah Soekarno Mengajar
BERJULUK Kota Pendidikan" di Bali, Singaraja bukan hanya ibu kota Buleleng namun menyimpan jejak sejarah intelektual, termasuk ayah Soekarno yang pernah mengajar di sekolah formal pertama Pulau Dewata.
Lahirnya Tradisi Intelektual
Jauh sebelum gemerlap pariwisata Bali selatan mendominasi, Singaraja telah menancapkan akarnya sebagai pusat perkembangan ilmu pengetahuan.
Kota ini diyakini sebagai tempat berdirinya sekolah formal pertama di Bali. Fakta ini menjadi fondasi kuat bagi identitas pendidikan Singaraja, menjadikannya rumah bagi kaum intelektual sejak lama.
Lebih istimewa lagi, sekolah rakyat pertama di Bali juga berlokasi di Singaraja, tepatnya di SDN 1 Paket Agung. Di sinilah, ayah dari Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, pernah mengabdikan diri sebagai seorang guru.
Pusat Pemerintahan dan Pendidikan Masa Kolonial
Pada masa penjajahan Belanda, Singaraja memegang peranan sentral sebagai ibu kota pemerintahan kolonial di Bali. Status ini secara signifikan mendorong perkembangan infrastruktur, termasuk di bidang pendidikan, lebih awal dibandingkan wilayah lain di pulau ini.
Pemerintah kolonial membangun berbagai fasilitas di Singaraja, termasuk sekolah-sekolah yang mengenalkan sistem pendidikan modern dan bahasa Belanda.
Hal ini semakin memperkokoh posisi Singaraja sebagai pusat intelektual di Bali pada era tersebut. Bahkan, setelah kemerdekaan Indonesia, Singaraja sempat menjadi ibu kota Provinsi Sunda Kecil.
Undiksha, Tonggak Pendidikan Modern
Semangat pendidikan di Singaraja terus berkobar pasca kemerdekaan. Sekitar tahun 1980-an, Fakultas Keguruan (FKG) pertama di Bali didirikan di kota ini, yang kemudian menjadi bagian dari Universitas Udayana.
Perjalanan panjang institusi ini berlanjut hingga akhirnya bertransformasi menjadi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) , sebuah universitas negeri yang fokus pada bidang pendidikan dan keguruan.
Eksistensi Undiksha sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka semakin mengukuhkan Singaraja sebagai pusat pendidikan di Bali utara.
Jejak Soekarno: Lebih dari Sekadar Kebetulan
Kaitan Singaraja dengan Bapak Proklamator, Soekarno, ternyata lebih dalam dari sekadar julukan kota pendidikan. Ibunda Bung Karno, Ni Nyoman Rai Srimben, lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Singaraja.
Rumah masa kecil ibunda Soekarno di Kelurahan Pukat Agung kini bahkan menjadi cagar budaya. Lebih dari itu, fakta bahwa ayah Soekarno pernah menjadi guru di sekolah formal pertama di Bali, yang berlokasi di Singaraja , semakin mempererat benang merah antara kota ini dan sang proklamator.
Ini menunjukkan bahwa jauh sebelum Soekarno menjadi arsitek kemerdekaan Indonesia, fondasi intelektual dan semangat pendidikan telah tertanam kuat di Singaraja.
Singaraja Kini
Meskipun sempat mengalami dinamika perkembangan, Singaraja terus berupaya untuk mempertahankan dan memperkuat citranya sebagai kota pendidikan. Berbagai inisiatif digagas, termasuk rencana pembangunan Taman Pendidikan Digital dan upaya melengkapi ruang terbuka hijau dengan fasilitas membaca.
Pemerintah Kabupaten Buleleng bahkan memiliki visi yang jelas untuk menjadikan Singaraja sebagai kota pendidikan melalui berbagai kajian dan usulan kebijakan.
Warisan Pendidikan yang Terus Menginspirasi
Sejarah panjang Singaraja sebagai pusat pendidikan, ditambah dengan fakta bahwa kota ini merupakan tempat kelahiran ibunda Soekarno dan tempat ayahnya pernah mengajar, menjadikannya memiliki ikatan historis dan emosional yang kuat dengan dunia pendidikan Indonesia.
Julukan "kota pendidikan" bagi Singaraja bukanlah sekadar nostalgia masa lalu, melainkan sebuah warisan yang terus diupayakan untuk direvitalisasi dan dikembangkan di era modern. Semangat intelektual yang telah bersemi sejak lama di kota ini diharapkan akan terus menginspirasi generasi penerus bangsa. (isu/suteja)