Search

Home / Aktual / Gaya Hidup

Asah Keterampilan Sosial, Lebih dari Sekadar Akrab

Editor   |    28 April 2025    |   16:53:00 WITA

Asah Keterampilan Sosial, Lebih dari Sekadar Akrab
Ilustrasi: pelatihan keterampilan sosial. (podiumnews)

PODIUMNEWS.com - Kesehatan sosial seringkali direduksi sebatas kemampuan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Namun, pandangan ini dinilai kurang mendalam.

Dilansir dari keterangan pers, dalam Training of Trainer Sobat Happy and Healthy (SOBY) yang diselenggarakan di ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa-B, Sabtu (26/4/2025), Prof Ira Nurmala SKM MPH PhD memberikan perspektif baru.

Ia menekankan bahwa esensi kesehatan sosial terletak pada penguasaan keterampilan sosial yang kuat, sebuah aspek yang seringkali terabaikan.

Prof Ira menjelaskan bahwa pemahaman tentang kesehatan sosial masih dangkal di masyarakat. Padahal, menurutnya, kemampuan untuk diterima dengan baik dalam lingkungan sosial berakar pada keterampilan berinteraksi yang efektif.

"Sehat sosial itu adalah ketika kita bisa berhubungan dengan orang lain secara baik. Artinya kita mampu berinteraksi dengan orang lain tanpa diskriminasi," tegasnya, menyoroti bahwa penerimaan terhadap keunikan setiap individu adalah fondasi penting dalam bersosialisasi.

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa interaksi. Namun, sekadar menjaga hubungan tidaklah cukup. Prof Ira menekankan perlunya mengasah keterampilan sosial agar dapat diterima oleh lingkungan sekitar.

"Kita harus terampil secara sosial supaya bisa diterima oleh lingkungan kita," ujarnya.

Lebih lanjut, Prof Ira memaparkan kunci-kunci penting dalam membangun keterampilan sosial. Menghindari sikap mudah mengeluh dan toksik menjadi poin pertama.

"Bagaimana bisa diterima orang lain kalau dikit-dikit sudah toksik. Usahakan menjadi orang yang sehat secara emosional. Selain itu, tersenyumlah sebelum berbicara," sarannya.

Kedua, keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan berinteraksi dengan orang baru sangatlah penting. Menurutnya, setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda, dan semakin banyak berinteraksi dengan beragam tipe orang, semakin terasah kemampuan kita untuk beradaptasi dan merespons secara positif.

Disiplin, terutama dalam menghargai waktu, juga menjadi aspek krusial dalam keterampilan sosial. "Ketika kita menghambat waktu orang lain, itu tidak bisa dibayar. Hal yang paling sering kita korupsi adalah waktu, kita bikin orang menunggu," ucap Prof Ira.

Terakhir, Prof Ira menekankan pentingnya belajar untuk tidak menghakimi orang lain dan meluangkan waktu untuk berkomunikasi. Sikap ini menciptakan rasa aman dan keterbukaan, yang pada gilirannya akan meningkatkan keterampilan sosial seseorang.

Dengan demikian, kesehatan sosial yang sesungguhnya bukan hanya tentang memiliki banyak teman, tetapi tentang memiliki kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dan positif dalam berbagai situasi sosial. (riki/suteja)

Baca juga :
  • Wisatawan Stoik Eropa Mencari Kedamaian di Bali
  • Stoikisme ala Hindu Bali: Merangkul Ketenangan Lewat Mulat Sarira
  • Senja di Soan Galuh, Momen Sakral dari Celah Karang