Podiumnews.com / Aktual / Edukasi

Sebulan Viral, Buleleng Baru Gercep Atasi Siswa Sulit Membaca

Oleh Editor • 29 April 2025 • 19:27:00 WITA

Sebulan Viral, Buleleng Baru Gercep Atasi Siswa Sulit Membaca
ILUSTRASI; Siswa sedang belajar membaca. (podiumnews)

SINGARAJA, PODIUMNEWS.com - Setelah hampir sebulan menjadi sorotan tajam pemberitaan dan perbincangan hangat di kalangan netizen se-Indonesia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng akhirnya bergerak.

Pada Selasa (29/4/2025), rapat penyusunan strategi penyelesaian masalah kondisi siswa yang belum lancar membaca digelar di Ruang Rapat Bupati Buleleng.

Pertemuan yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Gede Suyasa, bersama Plt Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, serta melibatkan berbagai instansi lintas sektor ini bertujuan untuk merumuskan langkah konkret dalam menangani isu literasi yang mencuat.

Sekda Suyasa mengakui bahwa permasalahan ini memerlukan penanganan serius. Langkah awal yang ditekankan adalah asesmen langsung terhadap siswa. Data awal menunjukkan adanya sekitar 375 siswa SMP di Buleleng (sekitar 0,01 persen dari total 34.000 siswa) yang mengalami kendala membaca. Lebih mengkhawatirkan, temuan serupa juga didapati pada siswa kelas 4-6 Sekolah Dasar (SD).

"Permasalahan ini bukan semata-mata muncul di SMP, tetapi merupakan akumulasi dari proses pendidikan di tingkat dasar. Karena itu, kami menginput data dari SD agar intervensi bisa dilakukan sejak dini," jelas Sekda Suyasa. Pernyataan ini seolah mengindikasikan adanya akar masalah yang lebih dalam dan perlunya penanganan yang lebih komprehensif dari tingkat pendidikan dasar.

Sebagai tindak lanjut, Pemkab Buleleng menggandeng Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja dan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk melaksanakan program pembelajaran khusus dan pendampingan intensif. Dukungan finansial penuh untuk program ini diberikan oleh Bank BPD Bali Cabang Singaraja.

Langkah konkret lainnya adalah pelaksanaan tes IQ oleh psikolog dari Pradnyagama Pusat Denpasar di SMPN 1 Singaraja. Setelah pemetaan kondisi siswa secara menyeluruh, pendampingan intensif selama enam bulan akan dilakukan dengan harapan dapat mempercepat peningkatan kemampuan literasi siswa.

Selain fokus pada literasi, Pemkab Buleleng juga berupaya mengatasi potensi siswa putus sekolah dengan mengalokasikan tambahan anggaran lebih dari Rp6 miliar untuk pengadaan pakaian sekolah gratis dan mendorong penyediaan transportasi gratis bagi siswa yang terkendala jarak.

Meski langkah-langkah ini patut diapresiasi, muncul pertanyaan mengapa respons Pemkab Buleleng baru terlihat setelah isu ini menjadi perhatian nasional selama hampir sebulan. Diharapkan, dengan tindakan yang diambil ini, permasalahan mendasar terkait literasi siswa di Buleleng dapat segera teratasi dan tidak terulang kembali di masa mendatang. (suteja)