Search

Home / Aktual / Gaya Hidup

Ngopi Kekinian Manis Berbahaya? Gaya Hidup Terancam Gula Tersembunyi

Editor   |    30 April 2025    |   21:11:00 WITA

Ngopi Kekinian Manis Berbahaya? Gaya Hidup Terancam Gula Tersembunyi
ILUSTRASI: seorang pria mengalami gejala asupan gula berlebih dari minuman kopi manis, seperti kelelahan, penambahan berat badan, dan masalah kulit. (podiumnews)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Budaya ngopi telah bertransformasi menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian masyarakat, lintas usia. Dari sekadar kebutuhan, menyeruput kopi kini adalah simbol gaya hidup.

Namun, di balik menjamurnya coffee shop dengan beragam kreasi menu, tersimpan potensi bahaya kesehatan yang perlu diwaspadai: tingginya kandungan gula dan susu yang seringkali "tersembunyi" dalam setiap gelasnya.

Fenomena ini mendapat perhatian serius dari dr Sony Wibisono SpPD KEMD FINASIM, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR). Menurutnya, meskipun kopi murni memiliki manfaat kesehatan dalam takaran tertentu, tren kopi kekinian justru mengkhawatirkan.

"Kini banyak kopi yang mengandung susu dan gula yang konsentrasinya justru lebih tinggi dari kopi itu sendiri. Sehingga kalau punya kebiasaan itu (minum kopi kekinian, red) ya menambah kalori yang kita konsumsi sehari-hari. Itu kalau kita bicara kopi kemasan dan racikan di coffee shop," ungkap dr Sony melalui keterangan pers, Rabu (30/4/2025).

Dokter Sony menjelaskan bahwa kopi murni, dalam batas 400 mg per hari atau sekitar tiga cangkir, dapat memberikan manfaat seperti mengurangi peradangan, membantu metabolisme gula dan lemak, serta menurunkan risiko penyakit Parkinson dan Alzheimer.

Namun, penambahan gula dan susu secara berlebihan dalam kopi kekinian justru menghilangkan potensi manfaat tersebut dan memicu masalah kesehatan baru.

"Kita perlu menyadari kandungan dalam kopi kekinian. Tambahan gula dan susu yang tinggi secara signifikan meningkatkan asupan kalori harian kita. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, risiko obesitas, diabetes, dan penyakit metabolik lainnya akan meningkat," imbuhnya.

Tren ngopi sebagai gaya hidup memang sulit dihindari. Namun, penting bagi masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilih jenis kopi yang dikonsumsi. Kopi tubruk, espresso tanpa gula, atau americano bisa menjadi pilihan yang lebih sehat untuk tetap menikmati kopi tanpa harus mengorbankan kesehatan.

"Minum kopi bukan berarti bercampur macam-macam. Minumlah kopi seperti kopi tubruk atau mungkin jika di kafe-kafe begitu bisa kopi espresso tanpa gula atau americano," pungkas dr. Sony, memberikan saran bagi para pecinta kopi yang peduli kesehatan.

Dengan semakin maraknya coffee shop, edukasi mengenai kandungan kopi dan dampaknya bagi kesehatan menjadi krusial. Gaya hidup ngopi yang menyenangkan sebaiknya diimbangi dengan kesadaran akan potensi risiko gula dan susu tersembunyi, demi kesehatan jangka panjang yang lebih baik. (riki/suteja)

Baca juga :
  • Wisatawan Stoik Eropa Mencari Kedamaian di Bali
  • Stoikisme ala Hindu Bali: Merangkul Ketenangan Lewat Mulat Sarira
  • Senja di Soan Galuh, Momen Sakral dari Celah Karang