DENPASAR, PODIUMNEWS.com — Perjalanan pelatih kepala Stefano “Teco” Cugurra bersama Bali United resmi berakhir pada musim kompetisi Liga 1 2024/25. Usai enam tahun menukangi Serdadu Tridatu, pelatih asal Brasil itu menyatakan siap menerima tantangan baru di klub lain. Dua gelar Liga 1 pada musim 2019 dan 2021/22 menjadi warisan terbesar Teco bagi Bali United. Ia juga tercatat sebagai pelatih pertama yang membawa tim Indonesia menjadi juara secara beruntun dalam sejarah Liga 1. “Awal saya datang di Bali, manajemen minta target juara dan tidak mau berada di peringkat kedua. Saya berhasil buktikan dengan memberikan dua piala untuk tim Bali United,” kata Teco melalui keterangan pers, Jumat (23/5/2025). Bali United merupakan tim muda di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, berdiri sejak 2015. Namun, kiprah mereka langsung mencuri perhatian, terutama pada musim 2017 saat menorehkan 76 gol dalam satu musim. Meski gagal juara karena kalah head-to-head dari Bhayangkara FC, kiprah Bali United tetap mencuat. Masuknya Teco pada 2019 menjadi titik balik. Ia datang membawa pemain baru, termasuk nama-nama seperti Willian Pacheco dan Paulo Sergio, serta memperkokoh lini tengah lewat Fadil Sausu, Brwa Nouri, dan Paulo Sergio. Musim debutnya langsung berbuah gelar juara. Pada musim 2020, pandemi Covid-19 memaksa Liga 1 terhenti setelah tiga laga. Kompetisi kemudian kembali digelar dengan sistem bubble pada musim 2021/22. Bali United kembali meraih juara, kali ini dengan torehan 75 poin dari 23 kemenangan, enam seri, dan lima kekalahan. Namun, performa tim cenderung fluktuatif pada tiga musim berikutnya. Bali United finis di peringkat kelima musim 2022/23, lalu gagal ke final di musim 2023/24 setelah kalah dari Persib Bandung pada fase semifinal. Musim ini, 2024/25, mereka terseok di papan tengah klasemen, salah satunya karena badai cedera dan padatnya jadwal. “Sebelum menutup musim ini, kami ada di peringkat ke-10. Kalau menang lawan Persebaya, kami bisa naik dua sampai tiga peringkat. Kalau kalah, kemungkinan tetap di posisi 10,” ujar Teco menjelang laga terakhir. Teco juga menanggapi kritik terhadap minimnya peran pemain muda di bawah asuhannya. Namun, ia menegaskan bahwa situasi sudah berubah. “Setelah kami juara dua kali, manajemen minta saya cetak pemain muda dan musim ini kami berhasil. Minimal lima pemain sudah sangat siap main sebagai pemain inti,” ujarnya. Beberapa pemain muda binaan Bali United Youth, seperti Kadek Arel, Rahmat Arjuna, dan Made Tito mulai rutin mendapat menit bermain. Arel mencatat 1.361 menit bermain, sedangkan Arjuna 1.657 menit. Pemain muda lainnya yang mencuri perhatian adalah Maouri Simon, Nathan Ari, Dillan Rinaldi, hingga Ananta Krisna, adik dari Kadek Agung. Musim ini, hampir 20 pemain muda mendapat kesempatan latihan bersama skuad utama, termasuk anggota Timnas U-17 seperti Putu Panji, Ekayana, dan Ida Bagus Cahya. “Meski sudah ada beberapa pemain siap main sebagai pemain inti, saya berharap pemain lainnya bisa kerja keras di latihan bersama pelatih baru nanti. Saya yakin mereka sudah lebih siap di Liga 1 musim depan,” kata Teco. Kepergian Teco menandai akhir dari era yang penuh pencapaian. Meski akan melanjutkan karier di klub baru, namanya akan tetap tercatat dalam sejarah Bali United dan sepak bola nasional. (fathur)
Baca juga :
• Suiasa Buka Muskab IPSI Tabanan
• PORJAR dan Jalan Panjang Menuju Indonesia Emas
• Liga Kampung, Rakyat Disapa Lewat Bola