Search

Home / Aktual / Sosial Budaya

Sampah Selesai di Desa, Bukan di TPA

Editor   |    02 Juni 2025    |   22:22:00 WITA

Sampah Selesai di Desa, Bukan di TPA
Bukan sekadar menyapu jalan, tapi merawat semangat. Ibu Putri Koster bersama warga Batuyang menunjukkan: Bali yang bersih dimulai dari halaman rumah, bukan proyek besar. (foto/isu)

GIANYAR, PODIUMNEWS.com – Bali yang bersih tidak lahir dari proyek besar, melainkan dari rumah-rumah yang tak membuang sembarangan. Di Desa Adat Batuyang, Batubulan Kangin, Gianyar, Ibu Putri Koster menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari sapu di tangan, komposter di halaman, dan kesadaran di dalam hati.

Minggu (/6/2025), Ketua TP PKK Provinsi Bali yang juga Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS PADAS) itu turun langsung bergotong royong bersama warga. Ia menyapu jalan, mencabut rumput liar, membersihkan telajakan rumah warga, hingga berbincang hangat dengan para ibu PKK yang ikut terlibat.

Namun kegiatan ini bukan sekadar bersih-bersih. Di balik gerakan sapu itu, tersimpan pesan mendalam: bahwa pengelolaan sampah harus diselesaikan sejak dari sumbernya, bukan ditumpuk untuk dibuang ke desa lain atau ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Sampah tidak boleh keluar desa, apalagi sampai mengotori desa lainnya,” tegas Ibu Putri Koster.

Ia menjelaskan bahwa sampah rumah tangga, terutama yang bersifat organik, dapat langsung dikelola melalui komposter dapur atau metode tong edan. Sisa upakara dan sampah halaman pun bisa ditangani secara mandiri melalui sistem teba modern. Untuk sampah non-organik yang dapat didaur ulang, desa akan difasilitasi dengan sistem TPS3R dan TPST.

“Kalau semua desa bisa selesaikan sampahnya sendiri, maka tak akan ada lagi gunungan sampah di TPA. Semua selesai di desa,” ujarnya.

Selain menyentuh soal teknis, Ibu Putri juga mendorong perubahan pola pikir warga terhadap konsumsi harian. Ia mengajak masyarakat untuk meninggalkan plastik sekali pakai, terutama saat menggelar acara adat. Membawa tumbler, menyajikan jajanan tanpa bungkus plastik, dan tidak menyediakan minuman dalam kemasan sekali pakai menjadi langkah konkret yang ia serukan.

“Kita punya budaya yang sangat menghormati alam. Kalau itu dijalankan secara utuh, lingkungan akan ikut bersih dan indah,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya menata telajakan rumah sebagai bagian dari wajah desa. Menurutnya, menanam bunga dan rumput bukan hanya soal estetika, tapi bentuk rasa hormat terhadap ruang hidup.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ibu Wakil Bupati Gianyar serta sejumlah pejabat dari Pemerintah Provinsi Bali, di antaranya Kepala Dinas KLH Made Rentin, Kepala Dinas PMD Dukcapil I Made Dwi Dewata, Kepala Dinas Sosial P3A AA Sagung Mas Dwipayani, dan jajaran pengurus TP PKK Provinsi Bali.

Melalui aksi kecil di Batuyang, Ibu Putri Koster ingin menegaskan bahwa perubahan besar tak harus menunggu proyek raksasa. Cukup dengan satu sapu, satu komposter, dan satu niat baik di setiap rumah—Bali yang bersih bisa menjadi nyata. (isu/suteja)

 

Baca juga :
  • Wabup Badung Apresiasi Karya di Banjar Geria Ayunan
  • Melaspas di Pura Tirtha Campuhan Kuta dan Peresmian Monumen Kalpataru
  • Gubernur Bali Fasilitasi Kesepakatan Buka Akses Jalan GWK