DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Perempuan masa kini telah masuk ke semua lini kehidupan: memimpin perusahaan, menjadi kepala daerah, bahkan menduduki kursi presiden. Namun di tengah kemajuan itu, Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Koster, mengingatkan satu hal penting: jangan pernah meremehkan perempuan yang memilih menjadi ibu rumah tangga. “Menjadi ibu rumah tangga adalah keputusan mulia dan juga bentuk emansipasi. Bayangkan, seorang ibu bertugas menjadi guru, koki, hingga mengurus rumah. Itu pekerjaan berat yang tak bisa diukur dengan uang berapa pun,” tegasnya saat menjadi Keynote Speaker dalam Seminar Nasional bertajuk “Semangat Kebangkitan Nasional Menuju Kesetaraan Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan” di Aula Fakultas Hukum Universitas Udayana, Selasa (3/6/2025). Di hadapan peserta seminar yang mayoritas mahasiswa, Ny. Putri Koster menegaskan bahwa era sekarang bukan lagi waktunya memperjuangkan emansipasi, tapi mengisinya. “Para pejuang kita seperti R.A. Kartini telah membuka jalan. Kini tugas kita mengisi diri agar mampu bersaing, baik dengan kaum pria maupun sesama perempuan,” ujarnya. Ia juga menyoroti keterwakilan perempuan dalam politik, merujuk pada aturan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 yang menetapkan minimal 30% perempuan dalam daftar calon legislatif. “Negara sudah hadir. Jadi tidak perlu lagi menunggu. Tinggal bagaimana kita sebagai perempuan siap atau tidak,” tambahnya. Namun di balik semangat bersaing di ruang publik, Ny. Putri Koster menekankan pentingnya tetap menjaga keseimbangan di ranah domestik. “Perempuan hebat adalah mereka yang bisa menyeimbangkan karier dan keluarga. Jangan sepenuhnya menyerahkan pendidikan anak kepada pengasuh,” pesannya. Dekan Fakultas Hukum Unud, Prof. Dr. Putu Gede Arya Sumerta Yasa, turut memberikan apresiasi atas kehadiran Putri Koster. “Beliau adalah contoh nyata perempuan yang mampu berkarya tanpa meninggalkan tanggung jawab rumah tangga,” ujarnya dalam sambutan pembukaan. Sementara itu, Ketua Panitia, Dr. Sagung Putri M.E. Purwani, menyatakan bahwa seminar ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan partisipasi perempuan dalam pembangunan berkelanjutan, sekaligus memberi referensi akademik bagi mahasiswa. Tercatat sekitar 150 peserta hadir, baik secara luring maupun daring. Di tengah derasnya arus modernitas, suara perempuan seperti Ny. Putri Koster mengingatkan bahwa emansipasi bukan tentang meninggalkan rumah, tapi menemukan arti peran — baik di ruang kerja maupun di dapur, di rapat birokrasi maupun di pangkuan anak-anak yang tumbuh. (isu/suteja)
Baca juga :
• Pemkab Badung Gelar Upacara Negtegan Tilem Sadha
• PKK Badung Dukung Seni Anak di Ajang PKB
• 393 Warga Ikuti Maligia Punggel dan Mepandes di Pedungan