Search

Home / Aktual / Gaya Hidup

Gerakan Advokat Berlari Jadi Gaya Hidup Baru

Editor   |    12 Juni 2025    |   21:14:00 WITA

Gerakan Advokat Berlari Jadi Gaya Hidup Baru
Valerian Libert Wangge menyatakan dukungan atas Gerakan Advokat Berlari, Kamis (12/6/2025). (dok/pribadi

DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Gerakan Advokat Berlari menjadi tren gaya hidup baru di kalangan profesional hukum. Dimulai dari lintasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, gerakan ini mulai mendapat dukungan dari advokat muda di daerah, termasuk di Bali.

Salah satunya disampaikan Valerian Libert Wangge, pendiri Himpunan Advokat Muda Indonesia Bersatu di Denpasar. Ia menyebut ajakan bergaya hidup sehat melalui olahraga lari sebagai langkah visioner dan populis.

“Modalnya hanya kemauan dan disiplin waktu. Tapi dampaknya sangat baik untuk kesehatan fisik, mental, dan relasi sosial,” ujar Valerian saat ditemui di Denpasar, Kamis (12/6/2025).

Menurutnya, olahraga lari merupakan olahraga populer lintas kalangan yang mudah diakses dan bisa menjadi gaya hidup positif, terutama bagi profesi yang padat tekanan seperti advokat.

“Profesi advokat itu identik dengan beban kerja tinggi, urusan serius, dan jam kerja yang tidak menentu. Tanpa olahraga, sangat rentan terhadap kelelahan fisik dan mental,” tambahnya.

Gerakan Advokat Berlari digagas oleh tiga advokat nasional: Agustinus Nahak, Sunan Kalijaga, dan Ali Nurdin. Selain lari, mereka dikenal aktif dalam kegiatan gym dan tinju, menjadikan gaya hidup sehat sebagai bagian dari keseharian mereka.

Valerian berharap gerakan ini bisa menginspirasi lebih banyak advokat, terutama generasi muda, untuk menjadikan olahraga sebagai gaya hidup seimbang di tengah dinamika profesi.

“Ini bukan sekadar lari. Ini soal menjaga marwah profesi, menyegarkan pikiran, dan membangun solidaritas antar sejawat,” ujarnya.

Gerakan ini juga dinilai mampu membentuk narasi baru tentang profesi hukum yang tak hanya berpikir tajam, tapi juga menjaga kebugaran dan koneksi sosial.

(sukadana/suteja)

Baca juga :
  • Wisatawan Stoik Eropa Mencari Kedamaian di Bali
  • Stoikisme ala Hindu Bali: Merangkul Ketenangan Lewat Mulat Sarira
  • Senja di Soan Galuh, Momen Sakral dari Celah Karang