DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Kasus kekerasan seksual berupa sodomi yang dilakukan oleh anak kepada balita belakangan memicu keprihatinan publik. Psikolog Universitas Airlangga (Unair) Dr Ike Herdiana SPsi MPsi, menilai peristiwa semacam ini harus dilihat sebagai situasi kompleks yang melibatkan banyak faktor, salah satunya paparan pornografi. “Pelecehan seksual anak terhadap balita merupakan isu yang serius dan kompleks, karena melibatkan banyak sekali faktor,” ujar Ike, dikutip Rabu (19/6/2025). Ia menyebut trauma kekerasan masa lalu, minimnya edukasi seksual, dan lingkungan sosial yang tidak aman sebagai pemicu yang paling umum. Kasus yang baru-baru ini terjadi diduga melibatkan pelaku berusia delapan tahun. Berdasarkan temuan awal, anak tersebut diduga telah terpapar konten pornografi. Ike menekankan, kehadiran teknologi membuat akses terhadap konten pornografi kian mudah dan sulit dikendalikan. “Paparan pornografi pada anak menjadi ancaman nyata. Orang tua harus tetap tenang jika menemui situasi ini, jangan langsung memarahi anak,” jelasnya. Ia mengingatkan pentingnya pendekatan edukatif dengan bahasa yang dipahami anak serta membangun komunikasi terbuka jangka panjang dalam keluarga. Ike juga menyebutkan sejumlah ciri anak yang berpotensi menjadi pelaku kekerasan seksual, seperti penggunaan istilah seksual yang tidak sesuai usia, kesulitan mengendalikan emosi, dan dorongan menyentuh tubuh orang lain tanpa batasan. Terkait penanganan kasus, ia menyarankan agar baik pelaku maupun korban mendapatkan intervensi dari tenaga profesional, termasuk asesmen psikologis dan psikoterapi. Terapi keluarga juga dinilai penting untuk membentuk lingkungan yang lebih aman ke depannya. “Kenali tanda awal pelecehan, awasi interaksi anak, batasi dan pantau akses teknologi,” imbau Ike. (riki/suteja)
Baca juga :
• Bupati Jembrana Dorong Sekolah Gali Dana dari Lahan
• Tingkat Baca di Denpasar Naik, Bunda Literasi Kecamatan Dikukuhkan
• Polda Bali Buka Dapur Gizi, Awasi Ketat Makanan Siswa