Search

Home / Aktual / Ekonomi

UMKM Diuntungkan Penataan Stand Gratis PKB 2025

Editor   |    25 Juni 2025    |   07:05:00 WITA

UMKM Diuntungkan Penataan Stand Gratis PKB 2025
Suasana stand UMKM di PKB 2025 yang ramai dikunjungi masyarakat Denpasar dan sekitarnya. (foto/sukadana)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 kembali membuktikan perannya sebagai panggung budaya sekaligus motor penggerak ekonomi kerakyatan. Salah satu indikatornya adalah penataan stand UMKM yang semakin berkualitas dan mendapat sambutan positif dari pelaku usaha.

Ketut Kresna Dharma Wijaya, pelaku UMKM dari Mambal, Badung, menyebut penyelenggaraan PKB 2025 sebagai yang terbaik sepanjang keikutsertaannya. Ia mengapresiasi desain stand yang lebih luas dan nyaman, serta kebijakan penyediaan tempat secara gratis bagi pelaku usaha.

“Tahun ini stand-nya paling bagus. Lebih luas, representatif, dan nyaman, baik untuk penjual maupun pembeli,” ujar Kresna dalam Podcast Creative Talk PKB 2025, Senin (23/6/2025).

Menurut Kresna, stand gratis menjadi terobosan signifikan karena sangat membantu efisiensi biaya produksi sekaligus memperkuat promosi. Ia juga melihat jumlah pengunjung terus meningkat selama penyelenggaraan, berdampak langsung pada kenaikan penjualan.

“Ini terobosan luar biasa. UMKM sangat terbantu dengan stand gratis. Penjualan meningkat, promosi berjalan, dan kualitas produk tetap terjaga,” tambahnya.

Keberhasilan ini juga ditopang oleh perhatian serius Pemerintah Provinsi Bali, khususnya melalui Dekranasda yang diketuai Putri Suastini Koster. Konsep “barang berkualitas, harga pantas” dinilai Kresna sebagai langkah strategis untuk memperkuat daya saing produk lokal Bali.

“Arahan Ibu Ketua Dekranasda jelas: UMKM harus hadir dengan kualitas terbaik namun tetap terjangkau. PKB menjadi ajang promosi efektif, karena produk kami dijual lebih murah dari harga toko tapi tetap unggul,” katanya.

Dalam PKB kali ini, Kresna membawa produk perhiasan permata Pulaki berbahan emas, perak, dan batu mulia seperti mirah, rambut sedana, kecubung, dan safir. Produk tersebut tidak hanya bernilai estetika, tapi juga mengandung makna budaya karena kerap digunakan dalam upacara adat.

Ia pun berharap dukungan semacam ini bisa terus dilanjutkan dan diperluas ke masa depan, termasuk melalui gagasan pribadi mendirikan museum batu permata dan batu mulia sebagai pusat edukasi dan pelestarian budaya.

“Dengan kualitas stand seperti sekarang dan dukungan dari pemerintah, UMKM merasa benar-benar dihargai,” pungkasnya.

(sukadana/suteja)

Baca juga :
  • Produk Alami Bali Pure Angkat Citra Bali Utara
  • Pertamina Putus Dua Pangkalan LPG Fiktif di Panjer
  • Tanpa Kuota, Peternak Lokal Bisa Mati Pelan-Pelan