Search

Home / Aktual / Sosial Budaya

Denpasar Tampilkan Enam Pakem Busana Adat di PKB 2025

Editor   |    29 Juni 2025    |   19:21:00 WITA

Denpasar Tampilkan Enam Pakem Busana Adat di PKB 2025
Duta Kota Denpasar menampilkan enam pakem busana adat dalam Parade Busana Khas Daerah PKB XLVII di Gedung Ksirarnawa, Sabtu (28/6/2025). (foto/sukadana)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Duta Kota Denpasar kembali memukau dalam Parade (Utsawa) Busana Khas Daerah serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 yang digelar di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Center Denpasar, Sabtu (28/6/2025).

Pada kesempatan ini, Duta Denpasar mempersembahkan enam jenis busana adat yang mencerminkan pakem tradisi, fungsi upacara, dan filosofi kearifan lokal berbusana khas Kota Denpasar. Keenam busana tersebut adalah Busana Upakara Ngusabha, Busana Nirsista (sederhana), Busana Payas Madya, Busana Payas Agung, Busana Payas Melelunakan, dan Busana Prajuru Adat.

Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, yang hadir bersama jajaran organisasi wanita kota, memberikan apresiasi atas penampilan para duta. Ia menilai seluruh busana telah menggambarkan identitas budaya Denpasar yang berakar pada pakem adat dan fungsi sosial keagamaan.

“Duta Kota Denpasar telah mempersembahkan penampilan apik dengan desain busana adatnya yang sesuai dengan pakem tradisi dan ciri khas Kota Denpasar. Mudah-mudahan ini bisa menjadi referensi bagi masyarakat dalam berbusana adat sesuai fungsinya,” ujar Sagung Antari.

Busana yang ditampilkan dalam parade tersebut dirancang oleh Dr. Anak Agung Ngurah Anom Mayun atau Turah Mayun. Ia menjelaskan bahwa setiap busana mewakili momen upacara berbeda dan dirancang dengan mempertimbangkan filosofi, kesucian warna, jenis kain, tata rias, hingga detail aksesoris.

Misalnya, Busana Upakara Ngusabha didominasi warna putih dan kuning sebagai simbol kesucian dan keharmonisan alam semesta. Sementara Busana Melelunakan diperuntukkan dalam upacara Ngaben, dengan lilitan khas selendang dan simbol Tri Kona.

Sedangkan Busana Payas Agung dan Payas Madya digunakan untuk upacara Manusa Yadnya dan pawiwahan, menampilkan gelung agung dan tata rias tradisional lengkap dengan bunga segar dan emas. Adapun Busana Prajuru Adat digunakan oleh kelian adat dalam upacara Rasa Rumaksa.

Turah Mayun juga menekankan bahwa parade ini bukan sekadar penampilan estetika, tetapi juga edukasi publik tentang fungsi, struktur, dan filosofi busana adat sebagai bagian dari identitas budaya Bali yang wajib dilestarikan.

Parade Busana Khas Daerah PKB XLVII tahun ini diikuti oleh seluruh duta kabupaten/kota se-Bali dan menjadi ruang afirmasi bahwa tradisi tidak hanya hidup dalam ritual, tetapi juga dalam cara berpakaian, berpikir, dan menata masa depan.

(sukadana/suteja)

Baca juga :
  • Wali Kota Jaya Negara Hadiri Penyineban Pujawali Segara Rupek
  • Bupati Adi Arnawa Dukung Karya Bhaktining Suputra di Pecatu
  • Bupati Adi Arnawa Saksikan Langsung Parade Gong Legendaris Badung