Warga Gilimanuk Protes Truk Ternak, Solusi Masih Buntu

Lurah Gilimanuk Ida Bagus Tony Wirahadikusuma mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Balai Karantina Hewan Denpasar, namun belum ada hasil pasti. "Katanya masih akan dikoordinasikan ke pusat. Sampai sekarang belum ada tindak lanjut yang bisa kami sampaikan ke warga," ujarnya, Selasa (1/7/2025).

Keluhan warga terkait dua hal utama: ceceran kotoran ternak di sepanjang jalan kampung yang menimbulkan bau menyengat, serta pengemudi truk yang kerap ugal-ugalan saat melintas di lingkungan padat penduduk.

Usulan dari pihak karantina agar jalan kampung dibuatkan polisi tidur atau gapura diperlebar ditolak oleh warga. "Jalan kampung kami memang sempit dan tidak memungkinkan untuk perubahan struktur seperti itu. Selain itu, kami tidak setuju membuat akses lebih nyaman bagi truk yang justru meresahkan," tegas Tony.

Menurutnya, pemindahan lokasi Balai Karantina Hewan ke jalur utama Denpasar–Gilimanuk sempat dibahas, namun urung karena terkendala lahan dan anggaran infrastruktur. “Pihak balai minta lahan pengganti yang luasnya sama, dan itu sulit kami wujudkan,” tambahnya.

Sebelumnya, warga bersama Lurah, Camat Melaya Putu Gde Oka Santhika, serta ketua RT setempat telah mendatangi Balai Karantina untuk menyampaikan petisi. Sebanyak 53 orang menandatangani tuntutan agar truk ternak tidak lagi melintas di jalan kampung.

“Persoalan ini sudah terlalu lama. Kalau tidak segera ditangani, bisa memicu konflik horizontal karena menyangkut kenyamanan dan kesehatan lingkungan,” ujar Camat Melaya.

Untuk saat ini, pihak kelurahan masih menunggu hasil koordinasi Balai Karantina Denpasar ke pusat. Warga berharap ada solusi nyata, bukan sekadar janji koordinasi yang berlarut-larut.

(gembong/suteja)

Baca juga :
  • Kapolda Bali Tunjukkan Kesiapan Tempur di Renon
  • TP PKK Tabanan Dukung Asta Cita Indonesia Emas
  • Korsleting Baterai Sebabkan Kebakaran Gudang di Sidakarya