Search

Home / Aktual / Kesehatan

Ketika Psikiater Menulis Tentang Jiwa yang Tak Selesai

Editor   |    05 Juli 2025    |   20:51:00 WITA

Ketika Psikiater Menulis Tentang Jiwa yang Tak Selesai
dr Krisna Aji saat berbincang tentang bukunya di kedai kopi Panjer, Denpasar. (foto/angga)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com -  Pertanyaan sederhana seperti "Kapan jiwa ini akan sembuh?" menjadi pintu masuk bagi pembaca untuk menyelami kedalaman emosi dan luka batin dalam buku terbaru karya dr. Krisna Aji, Sp.KJ. Psikiater yang juga penulis dan pencinta filsafat ini menuturkan gagasan-gagasannya dengan gaya yang reflektif dan membumi.

Berbeda dari buku kesehatan mental pada umumnya, karya ini tidak menawarkan solusi instan, melainkan justru menghadirkan pertanyaan-pertanyaan mendalam. “Apakah kesembuhan itu benar-benar ada? Kalau hari ini saya lebih baik dari kemarin, bukankah kemarin saya sedang ‘sakit’? Kalau besok saya lebih baik dari hari ini, apakah saya hari ini belum sembuh?” tulisnya dalam salah satu bagian.

Dalam percakapan bersama Podium News di sebuah kedai kopi kawasan Panjer, Denpasar Selatan, Jumat (4/7/2025), dr. Krisna menjelaskan bahwa buku ini menyasar persoalan sehari-hari yang sering tidak disadari seperti kecemasan, depresi, trauma masa kecil, hingga ketakutan akan kematian.

“Buku ini tidak bicara psikotik, tapi soal-soal yang dekat dengan banyak orang. Tentang bagaimana kita memandang diri sendiri, tentang luka yang diwariskan, dan makna ‘sembuh’ yang sering disalahartikan,” ujar psikiater di RS Bali Jimbaran, Badung, Bali ini.

Ia juga mempertanyakan persepsi umum bahwa seseorang dianggap sembuh hanya jika berhenti minum obat. “Seperti kita makan tiap hari, minum obat bisa jadi bagian dari hidup, bukan indikator seseorang sehat atau tidak,” ucapnya.

Buku ini merupakan karya keempatnya setelah sebelumnya menerbitkan Mindfulness; Therapy untuk Terapis, buku yang ditujukan untuk para terapis agar bisa terlepas dari ‘sampah batin’ terkait pekerjaan mereka.

Buku kedua, tentang tentang psikoterapi suportif yang juga ditujukan untuk pembaca umum. Mencari Manusia dan Jiwa adalah buku ketiga berupa kumpulan artikel di sebuah media daring. Buku terbarunya. Kapan Jiwa Ini Akan Sembuh? disebutnya sebagai buku dengan ide paling matang dan alur yang mengalir.

I Putu Dharma Krisna Aji adalah nama lengkap dr. Krisna. Ia lahir dan menghabiskan masa kecil di Yogyakarta. Lulus dari SMA Taruna Nusantara tahun 2006, ia melanjutkan studi kedokteran hingga spesialis kejiwaan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali. Ketertarikannya pada filsafat berkembang sejak kuliah, terutama dari kebiasaan mempertanyakan hal-hal eksistensial.

“Psikiatri itu setengah filsafat, setengah lagi soal otak dan tubuh,” ujarnya.

Bagi dr. Krisna, menulis adalah proses katarsis. Setiap hari menghadapi keluhan dan trauma pasien membuatnya perlu menyalurkan energi itu dalam bentuk tulisan. “Sampah-sampah batin itu harus didaur ulang. Kalau tidak, bisa menumpuk di diri sendiri,” katanya. Namun, ia menegaskan bahwa semua ide dalam tulisannya tidak pernah menyalin kisah pasien secara langsung, melainkan hasil adaptasi dan refleksi panjang.

Buku ini hadir bukan untuk menggurui, tapi untuk mengajak pembaca bercermin dan berdialog dengan dirinya sendiri. “Kita bukan robot yang bisa dilabeli ‘sakit’ atau ‘sembuh’. Jiwa itu bergerak, dan justru di situ letak keindahannya,” tutupnya. (*)

Penulis: Angga Wijaya

Baca juga :
  • Gen-Z Berani ke Psikiater, Orang Tua Masih Stigma
  • Baru Diresmikan, NSWAC Bali Sudah Tarik 250 WNA
  • Ahli Gizi: Snack Tidak Bisa Gantikan MBG