Podiumnews.com / Aktual / Sosial Budaya

Walikota Denpasar Pimpin Puncak Karya Memukur Ibunda

Oleh Podiumnews • 23 Agustus 2025 • 18:41:00 WITA

Walikota Denpasar Pimpin Puncak Karya Memukur Ibunda
Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara memimpin Puncak Karya Memukur Jero Gede Penatih, Sabtu (23/8/2025). (foto/sukadana)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara memimpin Puncak Karya Memukur Jero Gede Penatih bertepatan dengan Tilem Sasih Karo, Sabtu (23/8/2025). Upacara ini dilaksanakan sebagai rangkaian penyucian roh almarhum Ni Jero Samiarsa, sang ibunda, agar mencapai kesucian sebagai roh suci.

Prosesi Puncak Karya diawali dengan Upacara Mepurwa Daksina yang berjalan mengelilingi Bale Peyadnyan sebanyak tiga kali, dilanjutkan dengan Ngening serta Puncak Upakara yang dipuput Ida Pedanda Griya Kutri dan Ida Pedanda Budha Griya Kaliungu. Tampak hadir menyaksikan upacara, Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana, pengurus Paiketan Arya Wang Bang Pinatih Provinsi Bali, serta undangan lainnya.

Jaya Negara mengatakan, upacara mamukur merupakan lanjutan dari prosesi ngaben untuk melepaskan ikatan roh dengan duniawi. “Ini wujud sradha bhakti kami kepada orang tua dan leluhur agar arwah bisa manunggal dengan Tuhan,” ujarnya.

Rangkaian karya telah berlangsung sejak Selasa (19/8/2025) melalui upacara Melapas Peyadnyan dan Nyanggling, dilanjutkan dengan Ngangget Don Bingin, Ngajum, serta Melaspas Puspa pada Kamis (21/8/2025). Setelah Puncak Karya, prosesi berlanjut dengan Mapralina dan Nganyud ke Segara pada Minggu (24/8/2025) dini hari. Penutup rangkaian dilaksanakan dengan Upacara Nyegara Gunung di Segara Pura Goa Lawah, dilanjutkan Meajar-Ajar ke Pura Dalem Puri, Pura Batu Madeg, dan Pura Penataran Agung Besakih pada Selasa (26/8/2025).

Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa mengapresiasi pelaksanaan karya ini sebagai sinergi antara puri dengan masyarakat. “Kami berharap karya ini menciptakan hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan sehingga kehidupan tetap seimbang,” ujarnya.

(sukadana)