Podiumnews.com / Aktual / Sosial Budaya

Euforia Tumpek Landep, Motor Suci Tapi Sungai Kotor

Oleh Nyoman Sukadana • 20 September 2025 • 18:00:00 WITA

Euforia Tumpek Landep, Motor Suci Tapi Sungai Kotor
Ilustrasi umat Hindu di Bali menghias sepeda motor saat perayaan Tumpek Landep, sebagai simbol penyucian sarana transportasi dan rasa syukur.

SINGARAJA, PODIUMNEWS.com - Hari suci Tumpek Landep diperingati umat Hindu di seluruh Nusantara pada Saniscara Kliwon Wuku Landep, Sabtu (20/9/2025). Ritual menghias sepeda motor, mobil, hingga komputer dengan janur dan banten kembali marak. Namun, di tengah euforia itu, muncul kritik soal makna filosofis Tumpek Landep yang kerap terabaikan.

Koordinator Penyuluh Agama Hindu Kecamatan Kubutambahan, Luh Irma Susanthi, menuturkan kisah nyata yang terjadi di masyarakat. Seorang pemuda rajin menghias motornya setiap Tumpek Landep, menjadikannya bersih dan wangi. Namun, sore harinya ia membuang plastik bekas banten ke sungai.

“Motor suci, tapi sungai kotor dengan ulah manusia sendiri. Pertanyaannya, apakah benar ia sudah melaksanakan makna Tumpek Landep?” kata Irma, Jumat (19/9/2025) di Buleleng.

Menurut lontar Sundarigama, Tumpek Landep sejatinya momentum memuja Bhatara Siwa dan Sang Hyang Pasupati. Makna terdalamnya bukan pada besi atau benda mati, melainkan pada ketajaman pikiran yang harus diasah untuk membedakan dharma dan adharma.

Irma menegaskan, di era kini senjata manusia bukan lagi keris atau tombak, melainkan gawai, laptop, dan internet. “Dengan satu klik kita bisa sebarkan kebaikan, tapi juga kebencian. Karena itu, pikiran harus diasah agar tajam dan benar,” ujarnya.

Ia mengingatkan, Tumpek Landep seharusnya tidak hanya membuat kendaraan bersih, melainkan juga membuat alam bersih. Spirit Green Dharma, katanya, bisa diwujudkan dengan mengurangi plastik sekali pakai, menanam pohon setelah upacara, dan mengajak warga membersihkan desa.

“Banten terbaik untuk Tuhan adalah bumi yang lestari. Inilah wujud bhakti ekologis umat Hindu,” tegasnya.

(adi/sukadana)