TASIKMALAYA, PODIUMNEWS.com - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat mengingatkan bahwa integritas bukan sekadar kepatuhan terhadap aturan, melainkan cerminan karakter yang dibentuk lewat keteladanan. Pesan itu menjadi ruh kegiatan nasional Internalisasi Penanaman Nilai-Nilai Integritas serta Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan pada Satuan Pendidikan Tahun 2025, yang digelar di Tasikmalaya, Sabtu (27/9/2025). Kegiatan yang diikuti lebih dari seribu guru dan murid dari 25 provinsi itu diselenggarakan oleh Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Komisi X DPR RI dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikdasmen. Pesertanya hadir secara luring dan daring, menjadikan momen ini sebagai ruang refleksi kolektif tentang pentingnya membangun budaya sekolah yang berintegritas dan bebas kekerasan. "Integritas diajarkan lewat contoh. Guru yang jujur dan konsisten adalah buku pelajaran terbaik," ujar Atip dalam sambutannya. Ia menegaskan, pendidikan sejatinya tidak hanya membentuk kecerdasan akademik, tetapi juga membangun kejujuran dan akuntabilitas pribadi sejak dini. Bagi Atip, keteladanan menjadi sumber utama moralitas yang mengakar. "Sehebat apa pun regulasi, tanpa keteladanan dan niat baik, pelanggaran akan tetap mencari celah," tambahnya. Pesan moral itu menjadi titik penting dalam gerakan Kemendikdasmen menjadikan sekolah sebagai zona integritas dan nol kekerasan. Nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin diyakini harus tumbuh bersama kasih sayang dan rasa hormat di lingkungan pendidikan. Inspektur Jenderal Kemendikdasmen Faisal Syahrul menegaskan bahwa sekolah yang aman adalah sekolah yang berintegritas. Menurutnya, pencegahan kekerasan sama mendesaknya dengan pemberantasan korupsi. "Sekolah harus menjadi ruang aman untuk anak-anak tumbuh. Budaya integritas hanya bisa hidup bila orang tua, guru, dan masyarakat berjalan bersama," katanya. Ia menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, termasuk keluarga, dalam menanamkan nilai integritas sejak rumah. DWP Kemendikdasmen, sebagai bagian dari keluarga besar pendidikan, mengambil peran dengan menguatkan nilai anti-korupsi dan anti-kekerasan di lingkungan keluarga. Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah yang hadir sebagai pembicara utama menyoroti aspek tata kelola pendidikan dan pentingnya transparansi anggaran. Ia mengingatkan bahwa integritas juga berarti memastikan setiap dana pendidikan benar-benar sampai ke ruang kelas. "Setiap rupiah uang negara di dunia pendidikan wajib diawasi. Transparansi adalah bentuk nyata dari kejujuran," ujarnya. Ferdiansyah menambahkan, literasi politik anggaran perlu diajarkan sejak dini agar guru dan masyarakat paham bagaimana kebijakan pendidikan bekerja. Pemahaman itu, katanya, adalah bagian dari pendidikan karakter sosial. Kegiatan nasional ini menjadi penanda kesadaran baru bahwa pendidikan berintegritas bukan sekadar slogan, melainkan gerakan moral bersama. Dari ruang kelas hingga rumah, dari regulasi hingga tindakan kecil sehari-hari, nilai-nilai integritas tumbuh lewat keteladanan, bukan perintah. Dengan semangat itu, Kemendikdasmen berharap seluruh sekolah di Indonesia dapat menjadi ruang belajar yang aman, jujur, dan manusiawi. Tempat di mana anak-anak tumbuh bukan hanya cerdas, tetapi juga benar. (riki/sukadana)
Baca juga :
• Hak Orangtua dan Sekolah Menolak Program MBG
• Pengukuhan Bunda PAUD Badung, Bupati Harapkan Anak-anak Suputra
• Diskes Denpasar Gelar Cek Kesehatan Gratis Sasar Siswa SD/MI