Podiumnews.com / Aktual / News

Operasi Zebra di Bali, Pengguna Jalan Harus Dilindungi Maksimal

Oleh Kander Turnip • 17 November 2025 • 21:32:00 WITA

Operasi Zebra di Bali, Pengguna Jalan Harus Dilindungi Maksimal
Direktur Lalulintas Polda Bali Kombes Pol Turmudi, S.I.K saat ditemui di Mapolda Bali, Denpasar, Senin (17/11/2025). (foto/hes)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com Operasi Zebra 2025 di Bali berlaku selama 14 hari, mulai 17 hingga 30 November 2025. Dalam pelaksanaannya, operasi kepolisian ini menyasar potensi gangguan, ambang gangguan, dan gangguan nyata yang kerap menimbulkan kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.

"Operasi Zebra ini mengedepankan tindakan preemtif, preventif, dan represif terhadap pelanggaran yang dapat memicu kemacetan dan kecelakaan," ungkap Direktur Lalulintas Polda Bali Kombes Pol Turmudi, S.I.K, Senin (17/11/2025).

Ditegaskannya, menindaklanjuti arahan Kakorlantas Polri terkait pelaksanaan Operasi Zebra 2025 yang menekankan perlindungan pejalan kaki dan pengguna jalan paling rentan, Direktorat Lalu Lintas Polda Bali memastikan seluruh jajaran telah mengimplementasikan kebijakan tersebut di lapangan.

Ditegaskannya, Pulau Bali sebagai daerah pariwisata internasional memiliki intensitas mobilitas pejalan kaki yang tinggi, baik dari masyarakat lokal maupun turis. Karena itu, pendekatan keamanan berbasis “humanity on the road” sangat relevan diterapkan.

Dilanjutkannya, setiap hari personel Ditlantas Polda Bali dan jajaran Satlantas Polres sudah menempatkan personel di titik-titik rawan macet, rawan pelanggaran, maupun lokasi yang banyak dilalui pejalan kaki.

"Arahan kepada seluruh anggota sudah jelas: lebih peduli, lebih responsif, dan memastikan keselamatan pejalan kaki sebagai prioritas utama,” tegas Kombespol Turmudi, setelah mengikuti apel gelar Operasi Zebra 2025 di halaman depan Mapolda Bali.

Perwira melati tiga di pundak ini kembali menjelaskan bahwa pola pengamanan dan pengawasan lalu lintas kini tidak lagi berorientasi pada penindakan semata. Tapi pada peningkatan kepatuhan masyarakat dan perlindungan kelompok rentan.

Hal ini sejalan dengan prinsip Vision Zero dan konsep Hierarchy of Road Users, di mana pejalan kaki ditempatkan pada posisi paling atas sebagai pengguna jalan yang wajib dilindungi.

“Kami ingin ruang jalan di Bali aman dan manusiawi. Pejalan kaki, pesepeda, anak-anak, lansia, dan pengguna jalan yang rentan harus mendapatkan perlindungan maksimal. Itu bukan hanya tugas penegakan hukum, tapi bentuk kehadiran negara bagi warganya,” tegasnya lagi.

Selain menyiapkan personel, Ditlantas Polda Bali juga intens melakukan rekayasa lalu lintas di kawasan wisata, edukasi keselamatan berbahasa asing untuk turis, serta penertiban parkir liar yang sering mengganggu jalur pejalan kaki.

Kombes Turmudi menambahkan bahwa keberhasilan Operasi Zebra di Bali nantinya tidak diukur dari banyaknya jumlah tilang, tetapi dari menurunnya angka kecelakaan, meningkatnya kepatuhan, serta nyatanya perlindungan bagi pejalan kaki di lapangan.

“Kami ingin masyarakat merasakan kehadiran polisi sebagai sosok penolong dan pelindung. Itulah semangat Operasi Zebra tahun ini di Bali,” tutupnya.

(hes/k.turnip)